PDT. WEINATA SAIRIN: *SETIA KEPADA ALLAH, SETIA KEPADA PERINTAHNYA*

0
1225

 

_”Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan mencari Allah. Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah *bejat*; tidak ada yang berbuat baik seorang pun tidak”._
(Mazmur 53 : 3,4)

Allah selalu memantau kehidupan manusia dari saat ke saat, dengan caraNya sendiri tanpa bergantung pada teknologi yang diciptakan manusia. Allah ingin tahu persis dan ingin memiliki kepastian : manusia yang dulu dihukum Tuhan dan kemudian merengek-rengek memohon belaskasihan Tuhan apakah mereka itu benar-benar sudah bertobat; sudah “lahir baru”? Atau tangis dan air mata mereka meminta “keringanan hukuman” itu hanyalah sekadar acting, bukan sebuah kesungguhan?

Allah tahu persis kondisi manusia yang Ia ciptakan : manusia lemah, mudah terpengaruh dan tergiur hal-hal sekuler yang bersifat _kedagingan_; pandai beracting untuk mencapai tujuannya; suka bermain mata dengan “berhala” lain dan meninggalkan Tuhan.

Dalam Perjanjian Lama karakter umat yang mendua dan bersikap ambivalen disuguhkan seutuhnya. Pada satu sisi umat Israel dalam PL memahami peristiwa pembebasan dari Mesir sebagai tindakan Allah dalam sejarah yang amat monumental bahkan menjadi pokok penting dari credo Israel namun pada sisi lain umat juga acap membelakangi Allah, tidak yakin akan kuasa Allah.

Perjanjian Lama hampir bisa dikatakan merupakan buku yang berhasil menuangkan secara telanjang sikap pemberontakan Israel terhadap Allah. Pergulatan Israel sebagai umat pilihan Allah dalam mempraktikkan imannya ditengah berbagai tantangan dunia sekuler dikisahkan dalam kitab suci PL sebagai bahan pembelajaran umat disepanjang zaman.

Allah adalah kuasa yang KasihNya tak pernah padam dan tak pernah berubah kepada umat pilihanNya. Berkali-kali umat menodai relasinya dengan Allah, umat “selingkuh” dan “back street” dengan berhala yang mereka sembah; namun Allah tetap setia dan mengampuni mereka.

Dalam Kitab Hosea tindakan Allah yang mengasihi umat, yang mengampuni secara eksplisit diungkapkan. Firman Allah “Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belaskasihan-Ku bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyaka-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus ditengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.” (Hosea 11:8,9).

Allah membatalkan murkaNya; Allah tidak akan membinasakan. Allah itu Allah yang Maha Kasih, Allah bukan manusia. Allah tidak dalam posisi yang menghukum dan menghanguskan. Bagian Alkitab yang dikutip dibagian awak tulisan ini menyatakan bahwa semua umat manusia dilihat oleh Allah telah *menyimpang* sekaliannya telah *bejat* tidak ada yang baik.

Mazmur 53 yang diberi judul oleh LAI “Kebobrokan manusia” menampilkan gambaran yang sangat jelas tentang kebobrokan manusia dari perspektif seorang Pemazmur. Dimulai dengan ungkapan orang bebal bahwa takada Allah dilanjutkan dengan identifikasi tentang manusia bobrok dengan penggunaan diksi yang “wow” antara lain “busuk”, “jijik”, “bejat”.

Allah melihat dari tempat tinggi bagaimana kondisi manusia yang bobrok, yang bebal dan anti Tuhan itu. Manusia yang bobrok moralnya, koruptor penuh aib itu tetap manusia yang dikasihi Tuhan. Kasih Tuhan tidak berubah dan tidak pernah bergeser kepada manusia. Dalam Maz 53 : 7 terbersit harapan bahwa umat yang bobrok itu akan mengalami pemulihan oleh Tuhan.

Allah nemantau proses-proses perjalanan hidup.umat setiap saat.Pemantauan itu terus berlanjut agar hidup manusia steril dari berbagai pengaruh duniawi.
Dalam konteks mengasihi umat; Allah mengutus anaknya ketengah dunia dalam diri Yesus Kristus agar setiap orang yang percaya mengalami keselamatan kekal.
Allah juga terus nemantau proses kehidupan manusia agar mereka taat dan setia kepada Allah.

Kita hidup dalam era digital. Kita harus menjadi orang yang cerdas, beriman teguh tidak bebal dan bejat seperti yang dinyatakan dalam Mazmur 53.

Allah telah mengutus Yesus Kristus untuk hadir dan berkarya ditengah dunia. Kita harus mengikut Yesus Kristus tanpa jeda, tanpa lelah, tanpa takut, tanpa kalkulasi.

Selamat Merayakan Hari Minggu. God blessed.

*Weinata Sairin*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here