Matius 9:35-38
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (ay. 36).
Kita
Dari sejak manusia jatuh ke dalam dosa, hati Allah yang penuh belas kasihan mencari Adam dan Hawa untuk menyelamatkannya. Kasih agung itu terus mencari, hingga menyuruh anak-Nya sendiri datang ke dunia untuk mewujudkan rencana kasih-Nya, menyelamatkan manusia yang terlantar seperti domba sesat.
Kasih itu juga yang membawa Tuhan untuk mencari, menyembuhkan dan mengajar rahasia kerajaan Allah. Dia juga menganjurkan para murid-Nya terus berdoa, supaya Bapa mengutus banyak pekerja menjadi mitra kerja-Nya di ladang Allah. Kasih yang sama juga telah mendorong Paulus berdoa agar dapat memahami betapa lebar, panjang, tinggi dan dalam kasih Kristus.
Tuhan memilih dan mengutus para murid untuk mulai melakukan pekerjaannya. Tuhan mempersiapkan mereka agar pada saat Dia meninggalkan dunia ini, murid-murid-Nya sudah siap dan melipatgandakan pekerja-pekerja untuk memenangkan dunia ini bagi Tuhan. Kitalah orang-orang percaya yang sudah mengalami jamahan dan sentuhan lembut cinta kasih Tuhan Tuhan. Sudahkah kita melakukan pekerjaan, sebagai murid-murid-Nya?
Perintang orang menyaksikan kasih Tuhan bukanlah situasi yang kurang menerima tetapi kesuaman kasihnya sendiri.
Peduli
Mengapa Richard Gilder memasang alarm pemadam kebakaran di kamar tidurnya? Sebagai anggota Komisi Rumah Apartemen di New York, ia ingin tahu penyebab terjadinya banyak kebakaran. Ia tidak hanya ingin tahu tetapi juga menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh. Ketika sebuah rumah terbakar, alarm itu berbunyi dan Gilder segera berlari keluar untuk menyelidiki.
Apakah kita memiliki perhatian yang sama terhadap orang-orang yang kelaparan, sakit, dan menderita karena tekanan? Bagaimana dengan orang-orang yang belum mengenal Kristus, yang akan tinggal selamanya di neraka? Seberapa besar perhatian kita terhadap masa depan mereka? Apakah kita memiliki belas kasihan seperti yang pernah menggerakkan hati Juruselamat kita? (ay. 36).
Rasul Paulus memiliki perhatian yang besar seperti itu. Ada tertulis, “aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.” Ia sangat ingin rekan-rekannya orang Yahudi diselamatkan.
Apakah kita cukup peduli untuk berdoa? Kita semua dapat melakukannya. Apakah kita cukup peduli untuk memberi? Kita dapat menjadi pelayan yang setia dan menyumbangkan tenaga dan dana untuk pelayanan penginjilan yang sedang dijalankan. Dan bagaimana dengan bersaksi? Kita dapat berbicara tentang kepercayaan kita kepada seorang teman. Kita dapat menulis surat, menyebar traktat, atau barangkali mengirim buku untuk beberapa kenalan yang non-kristiani.
Jika kita peduli, kita pasti akan berbuat sesuatu.
MENGASIHI YANG TERHILANG IALAH LANGKAH AWAL UNTUK MENUNTUN MEREKA KEPADA TUHAN.
#Salam_WOW