Toba, Suarakristen.com
“Hari ini kami berada di Del, tempat saya dan istri membangun mimpi bersama sejak 17 tahun lalu. Sebuah mimpi untuk Indonesia, yang kami mulai dari desa Simargala di pinggiran Danau Toba.
Dulu tempat ini hanyalah hamparan tanah kosong tempat kerbau-kerbau ditambatkan. Sekarang, Institut Teknologi Del berdiri megah di sini.
Kemarin kami menyambut kedatangan para mahasiswa mahasiswi baru, dan hari ini melepas wisudawan wisudawati. Mulai 2001 sampai 2018, sudah 1.305 siswa diluluskan
Perguruan tinggi ini didirikan untuk anak-anak setempat yang tidak bisa pergi ke Jawa melanjutkan kuliah, sehingga tetap bisa mendapat pendidikan yang terbaik di desa. Sehingga kami rindu bisa melahirkan pemikir-pemikir atau ilmuwan Indonesia dari daerah ini yang bisa berkontribusi di tingkat nasional, bahkan dunia.
Kami sadar ini adalah mimpi yang besar. Tidak mungkin kami kerjakan sendiri. Kami selalu didukung oleh orang-orang terbaik di sekitar kami. Mereka adalah para dosen, staf, pengurus Yayasan Del, rekan, dan mahasiswa-mahasiswi itu sendiri.
Melihat usaha dan pengabdian mereka saya percaya mimpi kami dapat terwujud suatu saat nanti. Mungkin 10 atau 20 atau 30 tahun lagi. Saat itu saya dan istri mungkin sudah pergi dari dunia ini. Tapi kami percaya, mimpi kami akan tetap hidup bersama mereka.
Inilah sumbangan kecil kami dari kampung, untuk Indonesia. Tapi bagi kami, inilah juga pencapaian terbesar sepanjang hidup. This is our legacy.
Kami mengucapkan terimakasih untuk setiap pribadi yang mau berbagi mimpi yang sama dengan kami selama ini.”
Demikian Kata sanbutan Luhut Binsar Panjaitan pada acara Wisuda XV dan Dies Natalis XVII Institut Teknologi Del, di Toba, Samosir, Sumatera Utara. (8/9/18).
(Hotben Lingga)