KASIH SEBAGAI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN

0
16961

 

 

Oleh:  Pdt. Busmin Simanjuntak

 

 

Kolose 3: 12-14 dan Mazmur 133

 

Bunga yang terdiri dari banyak warna warni akan menjadi sangat indah ketika disatukan, dalam satu Krans atau Pas Bunga, ketika diikat oleh Krans atau Pas Bunga. Allah sangat senang ketika umat-Nya ada dalam kesatuan, ketika umatNya menjadi satu, atau ketika umat-Nya Hidup Rukun seperti dalam Mazmur 133 yang mengatakan: Sungguh alangkah Baiknya dan Indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.

 

Perikop dalam Kol. 3: 12-14 hari ini dimulai dengan sapaan: Karena itu sebagai orang orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah…….

Firman Tuhan ini meminta agar umat Tuhan, umat yang telah ditebus, dikuduskan dan dikasihi Allah itu hidup dalam kesatuan (14). Orang orang yang dimaksud disini adalah orang-orang yang telah dilepaskan Allah dari kuasa kegelapan dan yang telah dipindahkan Allah kedalam kerajaan Anak-Nya Yesus Kristus (Kol. 1: 13).

Kepada mereka Firman ini meminta supaya hidup dalam kesatuan.

 

HKBP memberi tema Firman Tuhan ini: Kasih Sebagai Pengikat Yang Mempersatukan

Melalui tema ini HKBP ingin agar kita orang percaya Hidup Dalam Kesatuan, yang Disatukan Oleh Kasih Kristus.

Dari Tema ini muncul pertanyaan: Bagaimana ciri ciri dari Kasih yang Mempersatukan itu?

 

Kalau kita perhatikan Kol. 3: 12-14 ini, kita akan menemukan paling sedikit tiga ciri dari Kasih Yang mempersatukan itu. Sebenarnya ada enam ciri, namun karena ada yang tujuannya hampir sama, kami mencoba mengelompokkan menjadi tiga kelompok.

 

Ciri yang Pertama dari Kasih yang Mempersatukan menurut Kol. 3: 12-14 adalah:

1. Hidup Yang Rendah Hati

Hidup yang Rendah Hati meliputi kerendahan hati dan saling mengampuni.

Ketika seseorang mau mengampuni itu menunjukkan kerendahan hati, dimana ia mau menerima kekurangan oang lain. Kerendahan hati berarti juga kita mau mengalah, sehingga terjadi kerukunan.

Perbedaan pendapat, kesalahan tidak dapat dihindari dalam kita berinteraksi dalam pergaulan, namun hal yang lebih jauh, yaitu perkelahian dapat kita hindari ketika kita mau merendahkan diri, mau memaafkan, mau mengampuni orang yang bersalah pada kita.

Kemampuan kita merendahkan diri, dan mengampuni orang lain tergantung dari sejauh mana kita menyadari anugerah, kasih pengampunan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus pada kita. Sejauh mana kita menyadari dosa-dosa kita yang sangat besar itu diampuni Allah dengan kematian-Nya di kayu salib? (ay.14). Sejauh itu juga kita dapat mengampuni orang lain. Pengampunan dapat terjadi walau seseorang tidak minta ampun atas kesalahannya kepada kita, dan itulah Kasih Allah itu, yaitu anugerah itu.

Kerendahan Hati dan mau mengampuni, adalah sejata yang sangat ampuh mempertahankan kesatuan atau kerukunan

 

Ciri yang kedua dari Kasih yang Mempersatukan menurut Kol. 3: 12-14 adalah:

2. Hidup Yang Sabar

Hdup yang sabar meliputi Kelemah lembutan dan kesabaran. Kedua gaya hidup ini sangat berperan dalam menghidari terjadinya perkelahian atau perpecahan dalam satu komunitas atau gereja. Sabar dalam mendengar orang berbicara, dan sabar dalam memberi jawaban; sabar dalam mengambil keputusan; kemudian lemah-lembut dalam bertanya atau memberi jawaban, adalah salah satu senjata dalam menciptakan dan mempertahankan kesatuan atau kerukunan. Memotong orang yang sedang berbicara, apalagi yang emosi, dan menjawab atau bertanya dengan nada yang keras dan tajam akan menyulut terjadinya perkelahian yang berakhir pada perpecahan.

Yesus mengatakan bahwa orang yang lemah lembut akan berbahagia (Mat. 5:5)

Mari hidup Lemah lembut dan Sabar, agar terjadi kesatuan atau kerukunan, dan Allah sangan menyukai hal itu.

 

Ciri yang ketiga dari Kasih yang Mempersatukan

menurut Kol. 3: 12-14 adalah:

3. Hidup Yang Mau Berbagi

Hidup dalam belas kasihan dan kemurahan, kami satukan menjadi Hidup Yang Mau Berbagi, atau Hidup yang mau menolong.

Salah satu Kunci yang sangat jitu menghadirkan kesatuan atau kerukuan adalah kalau terjadi saling berbagi, saling tolong menolong diantara komunitas atau diantara jemaat.

Ketika seseorang mengalami kesulitan, dan ia mendapat pertolongan, adalah sangat menyejukkan. Hal inilah yang diinginkan Allah, seperti Firman Tuhan dalam Gal. 6: 2: Bertolong tolonganlah kamu menanggung bebanmu, demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. Pertolongan yang diterima oleh orang yang membutuhkan adalah seperti kesejukan embun gunung Hermon, yang dirasakan gunung gunung lainnya yang tandus di Sion. Gunung Hermon mau berbagi kesejukannya kepada gunung yang lain.

Demikian dengan kita, biarlah kita tidak hanya mementingkan diri sendiri, tapi biarlah kita mau memikirkan orang lain, mau berbagi, seperti Kristus mau memikirkandan berkorban untuk kita.

 

Mari kita sunguh sungguh hidup dalam Kesatuan atau Kerukunan, karena Allah akan memerintahkan Berkat-Nya kepada orang yang menciptakan dan hidup dalam kerukunan (Mzm. 133: 3).

 

Kesimpulan:

Firman Tuhan hari ini meminta kepada kita sebagai umat yang telah dipilih, dikuduskan oleh darah Yesus dan yang dikasihi Allah, agar kita hidup dalam ‘kesatuan’, atau dalam ‘kerukunan’, yang diikat oleh Kasih Allah.

Ada tiga Jenis Kasih yang mempersatukan menurut Firman hari ini, yang harus kita lakukan agar kesatuan, kerukuanan itu terjadi, yaitu:

1. Kita Hidup dalam Kerendahan Hati

2. Kita hidup dalam Kesabaran

3. Kita Hidup dalam Tolong Menolong.

Amin.

Pdt. Busmin Simanjuntak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here