Kamu adalah Garam Dunia

0
1389

 

 

Oleh: DR.DR. Stefanus Wiji Suratno, SE, MM.

 

Matius 5:13

(TB)  “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

 

 

Dalam khotbah Tuhan di Bukit, Tuhan Yesus menyebut umat Kristen sebagai garam dunia. Karena murid-murid Tuhan bukanlah kaum intelektual semua, Tuhan memberikan khotbah dengan istilah yang sederhana yang ada dilingkungan mereka sehingga mudah dimengerti dan dicerna. Mengapa dalam penyampaian khotbah kita perlu mencontoh Tuhan yaitu gunakanlah kata–kata yang sederhana sehingga semua pendengar bisa mendengar dan mengaplikasikan pengajaran secara cepat dan tepat. Bolehkan kita menggunakan bahasa-bahasa asing? Tentu saja boleh tapi harus diterjemahkan artinya karena tak semua pendengar memiliki pengetahuan yang sama. Mungkin diantara mereka ada orang tua bahkan mungkin sekolahnya hanya sekolah rakyat. Lain bila kita mengajar dikelas dimana audiencenya adalah kaum intelektual. Kita bebas menggunakan istilah-istilah yang canggih.

 

Garam biasa dipakai dalam rumah tangga yang harganya murah, bentuknya sederhana, adànya biasa dipakai didapur namun fungsi garam ternyata sangat banyak dan penting. Masakan tanpa garam serasa hambar kecuali tidak berlaku bagi orang yang berpenyakit berat disarankan dokter untuk mengurangi konsumsi garam. Garam dalam kepramukaan biasa dipakai oleh peserta pramuka untuk ditaruh disekeliling kemahnya yang digunakan untuk mengusir binatang buas yaitu ular. Dengan banyaknya fungsi garam sekalipun bentuknya sederhana itu mentargetkan kita sebagai Umat Kristen untuk menjadi Garam dunia. Yang berarti sekalipun kita hanya orang yang papa namun keberadaan kita ditengah dunia ini harus terlihat fungsi kita ditengah masyarakat. Sikap, tutur kata, perbuatan, kasih, amal dan pelayanan sosial kita dapat dirasakan oleh banyak orang. Dimanapun, kapanpun kasih Kristus harus terpancar melalui hidup kita.

 

Anjuran Tuhan Yesus agar kita bisa menjadi garam dunia ini untuk membedakan bedanya Umat yang sudah menerima Kristus sebagai Juru Selamat kita dan yang belum mengenal Yesus. Dengan menjadi garam dunia, nama Kristus dipermuliakan dengan perbuatan kita. Penginjilan yang efektif adalah penginjilan dengan perbuatan karena masyarakat dapat melihat kasih Kristus melalui perbuatan kita. Kalau kita sebagai pejabat, pemilik perusahaan, pemilik yayasan, pengusaha banyak berbicara Kasih Karunia Kristus, tetapi perbuatan sehari-hari hanya menunjukkan perbuatan yang sadis, kejam dan tega maka perkataan kita hanya isapan jempol saja dan para pendengarnya hanya mencibir dalam hati.

 

Tegoran dan nasihat Kristus ini sangat penting untuk kita renungkan dan lakukan. Maka nama Tuhan dipermuliakan melalui perbuatan kita. Kasih karunia Tuhan biarlah selalu menyertai kita selamanya. Kesimpulan dan doa : Tuhan pimpinlah hidup kami untuk bisa menjadi teladan dan pelaku Firman yang baik dan benar.

Jadi fungsi garam dunia adalah

1. Menjadi contoh dan teladan di masyarakat baik tutur kata maupun perbuatan

2. Dalam sehari hari bisa menjadi patokan hidup buat lingkungan

3. Selalu membawa damai dan sukacita bagi sesama

4. Penuh kasih dan suka menolong bagi yang susah.

5. Memberi contoh perbuatan yang baik dan anti perbuatan dosa.

Semoga firman yang singkat iniemberi sedikit panutan yg baik dalam hidup bermasyarakat

 

Salam kasih

DR.DR. Stefanus Wiji Suratno, SE, MM. Dosen Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Katolik Parahiyangan dan Universitas Persada Indonesia YAI.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here