Oleh: Stefanus Widananta
Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya
Yakobus 3;2
Berbicara memang mudah, apalagi bagi mereka yang piawai merangkai kata-kata manis, janji-janji yang aduhai, namun perlu kita ingat bahwa kata-kata itu penting, Alkitab menyaksikan, betapa semua yang tercipta di alam semesta ini berawal dari kata-kata dan juga bagaimana Allah berkenan menjalin hubungan yang dialogis dengan manusia, juga melalui kata-kata.
Oleh karena itu Tuhan menuntut orang percaya agar kata-kata kita bisa dipertanggungjawabkan, Dia membenci saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan.
Yesus mengatakan, “Jika ya, hendaklah kamu katakan ya; jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak.
Menurut Paulus, kita ini adalah surat Kristus yang ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh Allah yang hidup”, dalam khotbah, “Jangan asal bicara”, dikatakan bahwa, hal itu berarti orang membaca mengenai Kristus, belajar mengenai Kristus dan mengenal Kristus melalui kita.
Bila yang mereka baca adalah yang buruk-buruk, maka buruk pulalah Kristus dalam pemahaman mereka.
Wajah dan citra Kristus sendiri yang dipertaruhkan melalui seriap sikap, ucapan dan tindakan kita.
Bila yang dilihat oleh dunia ini adalah orang-orang percaya yang tidak bisa dipegang kata-katanya dan tidak bisa dipercayai janji-janjinya, maka begitu pulalah kesan dan pemahaman dunia ini tentang Kristus! Kita telah mencemarkan Nama Tuhan.
Oleh sebab itu, jangan asal bicara, berbicara memang mudah, tinggal membuka mulut, tetapi dampaknya, akibatnya itu yang harus kita tanggung dan kita pertamggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.