Oleh: P. Adriyanto
“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.”
*Yakobus 3:16*
Akhir-akhir ini ada banyak berita yang meresahkan masyarakat dan menyebabkan terjadinya opini yang terbelah di antara mereka. Ambil contoh salah satunya adalah kehebohan yang menyangkut Dr.dr. Terawan, Kepala RSPAD Gatot Subroto, yang diancam tidak boleh praktek oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) IDI karena Digital Substraction Angiography (DSA) yang diterapkan oleh dokter Terawan, belum teruji keamanannya bagi pasien, padahal sistem cuci otak untuk menyembuhkan stroke sudah terbukti sukses selama bertahun-tahun dan telah menyembuhkan lebih dari 40,000 pasien tanpa ada keluhan/claim malpraktek pada pasca pengobatan.
Tidak kurang dari tokoh-tokoh bangsa, Panglima TNI dan DPR yang membela pak Terawan. Akhirnya IDI menyerah dan menunda keputusan pemecatan dokter Terawan, dan menyerahkan masalah itu kepada Kementerian Kesehatan.
Lucunya, ibu Menteri Kesehatan malah bingung karena di lingkungan kementerian yang dipimpinnya tidak ada ahli yang menguasai DSA.
Dalam penjelasannya, dokter Terawan menyatakan bahwa temuannya sudah dimuat di 12 periodicals internasional dan berdasarkan temuannya telah menghasilkan 6 orang doktor. Dr.dr. Terawan adalah anak Tuhan yang rendah hati, ia tidak sombong dengan ketenarannya karena di hatinya ada kasih.
*”Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”*
*1 Korintus 13:4″*
Harusnya, IDI malah bangga dan mendukung agar terobosan dokter Terawan dapat diakui oleh dunia internasional.
Mereka harus memiliki kasih dalam hati mereka, sehingga tidak perlu membuat keputusan yang kontroversial.
*”Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membisikkan tulang”*
*Amsal 14:30*
Alangkah baiknya bila bangsa ini hidup dengan penuh kedamaian seperti tertulis pada Roma 13:12.
Amin.