Menyangkal Diri

0
2153

Oleh: Mathew Henry

 

 

Filipi  2:5-11

 

5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

 

Persyaratan utama menjadi pengikut Yesus adalah menyangkal diri (Mat 16:24). Menyangkal diri berarti menggeser pusat hidupnya ke titik  yang lain. Sebelumnya setiap manusia menempatkan keinginan dan ambisi pribadinya sebagai pusat hidupnya. Keinginan dan ambisi pribadi Itulah yang menggerakkan manusia melakukan berbagai hal produktif maupun non-produktif dan yang sulit maupun yang mudah – di sepanjang hidup manusia. Ketika seseorang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, orang tersebut harus menggeser pusat hidupnya dari yang sebelumnya berpusat pada keinginan dan ambisi pribadinya menjadi berpusat kepada keinginan Kristus. Itulah penyangkalan diri.

 

Pola hidup menyangkal diri itulah yang ditunjukkan oleh Kristus di sepanjang hidupNya di bumi. Hidup yang dikelola bukan untuk mengejar keinginan dan ambisi pribadi, tetapi untuk merealisasikan keinginan Allah Bapa.

 

Upaya menggeser keinginan dan ambisi pribadi menjadi keinginan Allah yang menggerakkan hidup kita – tidak akan pernah bisa dilakukan dengan usaha sendiri. Penyangkalan diri sepenuhnya merupakan hasil kerja Roh Kudus di dalam diri orang percaya. Hanya karena Roh Kudus bekerja mengubah hati dan pikiran seseorang maka orang tersebut dimampukan untuk menggeser pusat hidupnya dari sebelumnya adalah diri pribadi menjadi berpusat kepada Kristus.

 

Tentu saja proses perubahan dari hidup yang berpusat kepada diri sendiri menjadi hidup yang berpusat kepada Allah – memerlukan waktu lama. Roh Kudus mengubah secara bertahap di dalam mengikis ego pribadi kita menjadi hidup yang sepenuhnya dipersembahkan bagi Allah. Roh Kudus bekerja setahap demi setahap,  bagian demi bagian – supaya pada akhirnya seluruh aspek hidup kita dikuasai sepenuhnya oleh Kristus. Ketika seluruh aspek hidup kita dikuasai oleh Kristus maka kita akan menjadikan kehendak Allah sebagai alasan yang menggerakkan kita melakukan berbagai kegiatan di sepanjang hidup kita.

 

Berdoa memohon supaya Allah mengubah hati kita dari yang berpusat kepada diri sendiri menjadi berpusat kepada Allah – merupakan langkah awal yang baik. Menyediakan diri untuk dikikis ego kita oleh Roh Kudus sedikit demi sedikit – merupakan langkah baik berikutnya.

 

 

[Roed] [Ditulis kembali berdasarkan “Tafsiran Kitab Filipi” oleh Mathew Henry]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here