Selama ini sering kita tidak sadar bahwa kita hidup ini semua karena Kasih Karunia dan kemurahan Tuhan. Apa yg kita lakukan dan kita alami selama ini berkat pertolongan dan campur tangan Tuhan. Tuhan sudah berikan pada setiap kita kasih karuniaNya setiap hari. Kasih Karunia itu bukan hanya diberikan tapi harus kita pegang erat” [1 Kor 15:10] dan janganlah kasih karunia itu menjadi sia”. Yuk kita pelihara Kasih Karunia Tuhan dengan mempelajari dan melakukan Firman Tuhan (Yoh 15:1-11); berdoa (Ibr 4:16; Yud 1:20); berpuasa (Mat 4:2; 6:16); menyembah Kristus (Kol 3:16); senantiasa dipenuhi dengan Roh Kudus (Ef 5:18); dan ikut serta dalam Perjamuan Kudus (Kis 2:42; Ef 2:9). Yuk kita cari Tuhan (Mat 6:33)
Apa Kasih Karunia itu? Kasih karunia adalah kehadiran dan kasih Allah melalui Yesus Kristus yang diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus, seraya menyampaikan kepada mereka rahmat, pengampunan, dan kuasa Allah untuk melakukan kehendak-Nya (Yoh 3:16; Flp 2:13; 1 Tim 1:15-16). Kasih karunia bukan membuat kita tidak bisa berbuat dosa, tapi saat berbuat dosa, Roh Kudus di dalam kita mengingatkan kita dan saat kita sadar dan bertobat, dan Tuhan akan mengampuni kita. Seperti dalam kisah anak yang hilang di Lukas 15. Saat dia tinggal dalam rumah bapanya, ia mendapatkan semua Kasih Karunia. Tapi kenapa ia keluar dan meninggalkan kasih karunia itu? Karena ia merasa tidak nyaman dengan aturan” dalam rumah bapanya, dia tidak nyaman saat diawasi bapanya dan mempunyai rencana sendiri serta yakin rencananya melebihi rencana bapanya. Saat dia keluar dari rumah bapanya, dia mengalami kesengsaraan karena jauh dari Kasih Karunia Bapa. Tapi mengapa bapa memberikan semua warisannya pada anaknya saat itu? Bapanya langsung membagi warisan itu karena ia memberikan kehendak bebas pada setiap anak”Nya. Semua terserah dia dalam menggunakan kehendak bebas tersebut. Saat anak tersebut jauh dan merasa terpuruk, ada suara dalam hatinya untuk kembali pada bapanya. Itulah kasih karunia yang selalu mengingatkan kita kembali ke hal” yang benar.
Kehidupan anak yang hilang itu seperti kehidupan kita. Seringkali kita sering berontak dengan keadaan kita, kita merasa rencana kita lebih hebat dari rencana Tuhan dan yakin bisa lebih sukses. Saat kita memaksakan kehendak kita ke Tuhan, apa Tuhan menolak? Tidak, karena Dia memberikan kehendak bebas pada kita tapi pemberian Tuhan belum tentu persetujuan Tuhan. Sering kita salah menafsirkan kasih Bapa. Semua seakan lancar tapi itu belum tentu persetujuan Tuhan, jika persetujuan Tuhan semua akan terasa damai. Karena itu mendekatlah padaNya, mendekatlah pada Kasih Karunia Allah. Dalam Kasih Karunia itu ada teguran dan belaian kasih Tuhan. Tuhan mempunyai belas kasihan pada setiap keadaan anak”Nya bahkan saat kita tinggal di luar kasih karuniaNya. Saat kita berdosa dan bertobat, Tuhan pun siap menerima kita dengan pengampunan, kasih, belas kasihan, kasih karunia dan mengaruniakan hak penuh sebagai anak yang sah (Yoh 1:12). Amin. GBU