Presiden Jokowi, Pokok Bambu dari Solo!

0
1628

Oleh: Emmy Hafild

 

Saya terharu atas keberanian Presiden mengunjungi Afghanistan di tengah amuk peperangan saudara yang tak berkesudahan. Saya yang termasuk tidak yakin atas kunjungan ini, karena sehari sebelum kedatangan Presiden, bom meledak dan menewaskan 103 orang yang tak berdosa. Presiden tak bergeming, dan tetap berkunjung ke Afghanistan.

 

Saya ini termasuk pendukung yang kritis, yang sering mengkritik Presiden dan kebijakan Menterinya yang membuat rakyat menderita. Bahkan saya pernah mengatakan di laman ini patah arang pada beliau. Tetapi saya juga kagum pada beliau, yang mempunyai karakter seperti bambu, mempunyai daya lenting dan daya pegas yang kuat. Kalau mengalami tekanan, merunduk sampai tanah, tetapi tidak patah, selalu bangkit kembali tegak dan melibas melawan tekanan tersebut pada saatnya dan pada saat melawan ini dapat membahayakan dan membuat sakit kekuatan yang menekan.

 

Karakter lain yang saya kagumi, sebagai politisi beliau ini selalu berkomunikasi lewat simbol, tidak vulgar, sangat elegant. Kadang-kadang kita terpana dengan komunikasi beliau ini. Seperti menonton filem G-30-S PKI dengan Danrem memakai jaket merah. Simbol yang sangat cerdas untuk mengatakan : “komunis itu sudah basi”.

 

Kunjungan ke Afghanistan juga sangat simbolik. Mengunjungi bangsa penganut agama yang sama, saling bunuh, karena perbedaan suku, mazhab beragama, dan kepentingan politik, menimbulkan konflik bersenjata yang tidak kunjung selesai. Masuknya paham-paham radikal dari luar Afghanistan yang kemudian bercokol di negeri itu membuat masalah menjadi lebih rumit dan pertentangan yang lebih tajam.

 

Kunjungan ini sangat pas bagi rakyat Indonesia, karena kekuatan-kekuatan radikal yang sama sedang menggerogoti Indonesia saat ini. Secara kenegaraan, kunjungan Presiden adalah sebagai kunjungan balasan terhadap kunjungan Presiden Afghanistan yang kagum melihat Indonesia mampu mengelola dan menyelesaikan konflik dan masih terlihat damai. Karena kekaguman tersebut, Presiden kita diperlakukan sangat terhormat, menjadi Imam pada saat sholat berjamaah . Bayangkan, seorang Presiden yang dituduh PKI oleh lawan politiknya di tanah air, dihormati sebagai seorang  umat Islam yang taat dengan menjadikannya Imam sholat berjamaah,  di negara yang penduduknya mayoritas Islam dan saling bunuh selama puluhan tahun!

 

Pesan bagi sekelompok orang dan partai politik di negeri kita yang menggunakan issu SARA demi tujuan politik: “ lihatlah Afghanistan, negeri yang hancur karena masalah SARA. Saya akan melawan siapapun yang ingin menghancurkan Indonesia, saya akan mencegah sampai titik darah penghabisan agar kedamaian dan keharmonisan beragama tetap terjaga di Indonesia”.

 

Pesan kepada rakyat Indonesia: “Lihatlah hai rakyatku sebangsa dan setanah air,  bangsa Afghanistan  ingin belajar dari kita untuk membangun kedamaian dalam kehidupan berbangsa yang beragam untuk meningkatkan kesejahteraan. Jangan hancur seperti Afghanistan dan mari bantu rakyat Afghanistan untuk keluar dari kemelut pertumpahan darah ini”.

 

Kunjungan ini membangkitkan optimisme saya, bahwa mayoritas diam rakyat Indonesia akan mampu melawan pihak-pihak yg ingin menghancurkan kedamaian dan kehidupan keberagaman kita. Aku bangga padamu Presiden Jokowi! I LOVE YOU!!! (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here