Energi Nuklir, Kunci Keberhasilan Ekonomi Kerakyatan, Berwawasan Lingkungan.

0
1435

 

 

Oleh:  Jeannie Latumahina

 

Setelah presiden Jokowi fokus membangun infrastruktur untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, baik jangka menengah maupun jangka panjang yang terlihat dalam pembangunan jalan, jalan tol, rel kereta api, pelabuhan maupun bandara , dan lain – lain. Untuk saat ini telah terjadi reorientasi pembangunan oleh pemerintahan Jokowi, dari titik berat pembangunan infrastruktur ke pembangunan ekonomi wiraswasta dan sumber daya manusia. Dengan kata lain, setelah infrastruktur,  giliran ekonomi rakyat yang dibangun Jokowi.

 

Hal ini tercermin lewat sejumlah kebijakan, program, maupun lokasi anggaran.Seperti:

– Impor bahan baku untuk industri kecil menengah dipermudah.

– UMKM dan wirausaha pemula semakin mudah mendapat pinjaman.

-Upaya melakukan transformasi ekonomi, dari ekonomi berbasis konsumsi, menjadi ekonomi berbasis investasi.

– Ekonomi yang berbasis sumber daya alam mentah, tanpa pengolahan, menjadi ekonomi berbasis proses manufaktur.

– Dana untuk desa yang tiap tahun mengalami peningkatan serta upaya pembagian sertifikat untuk rakyat.

– Peran koperasi semakin diberdayakan.

– Realisasi kerjasama dengan kelompok bank dunia , IFC yang telah memberikan pinjaman  senilai USD 40 juta untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM).

– Upaya pemerintah melakukan Relaksasi tata niaga impor bahan baku untuk industri kecil dan menengah ( IKM ) dan lain-lain.

 

Semua kebijakan tersebut memperlihatkan keseriusan pemerintahan Jokowi membangun ekonomi wiraswasta dan sekaligus membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia.

 

Bukan saja pemerintah, peran masyarakat pun ikut serta , dalam hal ini para pemuda yang berkreatifitas membuat aplikasi- aplikasi bisnis online. Dengan memanfaatkan teknologi digital,  aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah pemesanan produk, baik produk petani, produk kampung, produk rakyat, produk UMKM. Tujuannya tidak lain perekonomian rakyat berkembang.

 

Tentu saja yang telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, tentu kita perlu memberikan apresiasi. Tetapi persoalannya tidak sebatas upaya yang telah dilakukan selama ini jika tidak ada solusi dan keseimbangan terhadap persoalan mendasar dalam membangun ekonomi rakyat yaitu kebutuhan energi murah.

 

Yang harus dicermati adalah walaupun infrastruktur memadai, SDM cukup, pinjaman dana ada, tetapi kalau tarif dasar energi listrik masih mahal, pasti sulit bagi perkembangan pembangunan ekonomi yang berbasis rakyat.

 

Baru memulai usaha saja sudah diperhadapkan dengan tingginya biaya untuk kebutuhan listrik. Listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat saat ini. Dengan adanya tarif dasar listrik yang terus meningkat, biaya produksipun akan melambung tinggi, keuntungan pun rendah, berakibat melemahnya daya beli masyarakat.

 

Bagaimana bisa menaikkan produksi dan efesiensi jika terhambat oleh mahalnya tarif dasar listrik (TDL). Mengingat bahwa energi listrik adalah dasar utama dari segala aktivitas kerja dan jelas akan berdampak luas pada sektor kehidupan yang lain, termasuk peningkatan mutu dari pelayanan masyarakat seperti operasional pendidikan, kesehatan, transportasi, pelabuhan, pergudangan dsb semuanya memerlukan mudah dan murahnya energi listrik. Maka tidak ada jalan lain yang tepat selain menurunkan tarif dasar listrik jika ekonomi rakyat hendak dibangun dengan benar.

 

Sebab jika solusinya berupa memberikan subsidi, bantuan, pinjaman dll, yang diuntungkan bukan rakyat kecil. Yang diuntungkan bukan masyarakat yang hendak dibangun ekonominya, tetapi PERBANKAN, sipeminjam dan pemilik modal. Mau berapa lama negara sanggup memberikan subsidi???

 

Diperhadapkan dengan kenyataan yang ada bahwa selama ini pemerintahan Jokowi telah mengupayakan sehingga tingkat kebocoran anggaran negara sudah jauh lebih rendah. Namun sisi lain pemerintah seperti tidak bisa berbuat lebih banyak mendorong kemajuan, karena penerimaan juga rendah.

 

Terlebih lagi yang harus diwaspadai,  jangan sampai pinjaman malah dikorupsi dan dananya dilarikan disimpan di luar negeri. Maka dengan demikian tanpa sadar sudah masuk dalam jebakan teknik dan sistim oligarki global, dimana negara maju selalu berupaya menjaga kemiskinan negara-negara berkembang agar bisa tetap memberikan keuntungan besar bagi dirinya.

 

Sebagai bangsa yang besar dan berani kita juga harus mempunyai kemampuan yang besar untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Dengan mengubah paradigma konvensional yang masih saja terus digunakan dalam era serba digital ini. Diperlukan langkah berani menciptakan solusi yang tepat. Suatu terobosan industri energi murah untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

 

Adapun alternatif pemikiran dan sekaligus pilihan yang tepat  terhadap terobosan industri energi murah .

 

Yang pertama, Indonesia adalah negara dengan potensi tenaga panas bumi terbesar di dunia. Tetapi pembangunan PLTPB NOL BESAR! Negara yang tinggi tarif dasar listriknya. Sangat miris dan ironis!. Setiap saat hendak dibangun PLTPB malah demo dengan alasan lingkungan hidup.

 

Selandia Baru sebagai salah satu negara pengguna PLTPB terbesar di dunia dan memberikan kemakmuran bagi rakyatnya, hendak memberikan alternatif energi murah bagi Indonesia tetap di demo. Padahal PLTPB paling murah biayanya dan sanggup menurunkan tarif dasar listrik jangka panjang.

 

Dengan adanya Dirjen Energi seharusnya masalah ini dapat diatasi khususnya yang berhubungan dengan keberadaan mafia energi. Mafia migas, mafia listrik dengan dukungan pihak asing sudah waktunya untuk DILAWAN dan tidak ada lagi di Indonesia.

 

Memang tidak dapat dipungkiri semuanya berkaitan dengan politik. Politik yang adalah ekspansi dan penguasaan atas sumber alam bumi Indonesia Raya! politik yang adalah ekspektasi, persepsi, kompromi. Tetapi untuk saat ini seharusnya tidak ada kompromi demi tekad membangun ekonomi kerakyatan yang menguntungkan rakyat, pemilik sejati Indonesia Raya.

 

Dan sangat parah lagi yang selama ini dilakukan PLN yang seharusnya menggunakan bahan baku batu bara pada pembangkit listrik PLTU, dengan berbagai alasan memakai BBM yang jelas-jelas membuat harga tarif dasar listrik menjadi mahal. Seharusnya menggunakan batubara mengapa memakai BBM? karena mengguntungkan mafia minyak dan menghabiskan subsidi! Satu langkah maju bagi kepemimpinan Jokowi yaitu sudah membubarkan PETRAL, salah satu mafia migas.

 

Yang kedua, solusi dengan tidak menggunakan panas bumi, tetapi menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir. Sebenarnya selama ini untuk mempertahankan sistim oligarki global, kita dibodohin dengan bahaya “hantu nuklir!” dibuat seolah-olah masyarakat Indonesia tidak akan mampu memelihara menjaga keselamatan jika menggunakan energi nuklir.

 

Seharusnya lihat bagaimana India berani melawan hantu nuklir, yang nota bene kondisi sumber daya serta budaya manusianya tidak berbeda jauh dibanding dengan Indonesia. Demikian juga Jepang yang wilayahnya sempit serta rawan gempa bumi telah lama menggunakan pembangkit listrik nuklir, lalu kenapa kita takut menggunakan nuklir untuk energi listrik, dimanakah Indonesia sebagai bangsa yang besar dan berani? Dengan memakai tenaga nuklir maka tarif energi listrik akan jauh sangat murah serta mencukupi kebutuhan listrik rakyat untuk keluar dari belenggu kemiskinan.

 

Kepala BATAN menyebutkan potensi nuklir untuk energi yang membuat biaya listrik mudah dan akan menghemat pembayaran listrik 50 persen dibanding tenaga uap. Gambarannya, jika tenaga uap memakan biaya 12 sen per Kwh, nuklir bisa 6 sampai 8 sen per Kwh,” jelasnya.

 

Energi Nuklir telah terbukti berpotensi paling besar dalam menawarkan sumber-sumber daya prospek jangka panjang untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi dunia sambil tetap menjaga harga energi mendekati tingkat yang sekarang.

 

Mengutip data dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Minggu (14/4/2015), ada beberapa fakta terkait energi nuklir. Pertama, Indonesia saat ini memiliki cadangan energi nuklir (uranium) sebanyak lebih dari 50 ribu ton per tahun. Uranium itu dapat digunakan untuk pembangkit listrik berkapasitas 1.000Mw sealam lebih dari 250 tahun.

 

Batan menyebut, memang biaya pembangunan PLTN relatif tinggi, terkait zero tolerance terhadap faktor keselamatan dan teknologi yang digunakan. Untuk membangun reaktor nuklir berkapasitas 1.000-1.400 dibutuhkan investasi Rp25-50 triliun.

 

Namun nilai diatas tentunya relatif jika dibandingkan dengan kerusakan lingkungan akibat kebijakan non-nuklir, belum lagi kerugian negara akibat adanya mafia energi migas hingga periode sekarang ini dibanding keuntungan dimasa mendatang. Indonesia sudah semestinya mulai membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mengingat bahwa waktu yang diperlukan untuk membangun PLTN sekitar tujuh tahun.

 

Wilayah Indonesia memiliki banyak pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni, disekitar tiap pulau-pulau besar. Bangunlah pembangkit listrik tenaga nuklir di pulau yang tidak berpenghuni untuk mensuplai tenaga listrik ke pulau yang besar. Sehingga dampak yang terburuk pun tinggal diisolasi saja pulau kecil yang tidak berpenghuni tersebut. Perlu juga diketahui bahwa kemajuan teknologi nuklir untuk saat ini jauh lebih aman, dibandingkan pada jaman perang dunia ke 2 yang rawan terhadap keselamatan. Demikian juga bahan baku uranium telah dapat direkayasa untuk hanya dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tidak untuk membuat senjata pemusnah masal.

 

Indonesia sebenarnya dapat membangun pusat energi nuklir terbesar di dunia. Energi Nuklir adalah energi termurah. Dengan Nuklir lingkungan alam juga dapat terjaga dari kerusakan akibat luasnya penambangan. Demikian juga energi panas bumi dampak buruknya dapat membuat lubang di dalam tanah dan sekitarnya. PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat menggantikan pembangkit-pembangkit non-nuklir yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca atau pemanasan global yang menjadi isu internationa.

 

Nuklir sumber energi yang tidak ada habisnya dengan biaya yang murah dalam jangka panjang. Sebagai contoh, kapal selam nuklir sekarang ini untuk mengisi bahan bakar nuklirnya setiap dua puluh lima tahun sekali. Nuklir adalah energi yang tidak terbatas. Bahkan jika perlu tanpa adanya matahari bersinar lagi, manusia bisa membuat matahari tiruan diruang angkasa dengan tenaga nuklir untuk mencukupi kehidupan umat manusia.

 

Memang juga terdapat sumber energi lain seperti, tenaga angin, tenaga surya, gelombang laut namun jumlah energi yang dihasilkan sangat tidak sepadan untuk skala besar, baik dari sisi biaya operasional maupun perawatan pembangkitnya.

 

Maka dengan keberanian mengalahkan ” hantu nuklir!” yang sebenarnya sengaja dibuat oleh ” oligarki global” , Indonesia bisa membangun ” PUSAT ENERGI NUKLIR” terbesar di dunia. Rakyat perlu hidup. Negara harus memberinya kehidupan. Jadi jangan pernah takut demi rakyat.

 

Kediri , 8 Januari 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here