Bertumbuh dalam Pengenalan akan Tuhan

0
3788

 

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Yeremia 8:4-7

(4) Engkau harus mengatakan kepada mereka: “Beginilah firman TUHAN: Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali? (5) Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling terus-menerus? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali. (6) Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya dengan mengatakan: Apakah yang telah kulakukan ini! Sambil berlari semua mereka berpaling, seperti kuda yang menceburkan diri ke dalam pertempuran. (7) Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN.

 

Ayat 4 mengandung pesan Tuhan: “Engkau harus mengatakan kepada mereka: “Beginilah firman TUHAN: Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali?” Setiap orang pernah jatuh, tapi jangan lalu dia tidak bangkit-bangkit lagi. Tuhan selalu membuka tangan-Nya bagi mereka yang mengharapkan pertolongan-Nya.

Ayat 5 berisi mengenai dosa manusia. Apa dosa yang ditekankan di sini? Dosa berpaling dari Allah! Ayat ini berkata demikian, “Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling terus-menerus? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali.”

Ayat 6 menyampaikan bahwa siapa bertahan dalam dosa itu akan binasa. Demikian firman-Nya, “Aku telah memperhatikan dan mendengarkan: mereka tidak berkata dengan jujur! Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya dengan mengatakan: Apakah yang telah kulakukan ini! Sambil berlari semua mereka berpaling, seperti kuda yang menceburkan diri ke dalam pertempuran.” Keadaan tragis akan menjadi pengalaman hidup orang-orang yang tidak menyesali dosanya.

Ayat 7 menghimbau umat manusia agar sadar: “”Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN.”

Ayat-ayat di atas menguraikan dengan jelas pertumbuhan manusia dalam iman melalui pengenalan akan Tuhan (dan kehendak-Nya).  Pertumbuhan ini menjadi tanda dari iman yang hidup. Tetapi bagaimana supaya iman itu sungguh-sungguh bertumbuh? Berikut ini ada sepuluh langkah praktis menuju pertumbuhan iman.

Pertama: Bertumbuh melalui pengalaman kekhilafan dan kesalahan. Titik lemah bisa menjadi titik kuat. Paulus jatuh dulu baru kuat dalam hidup dan imannya.

Kedua: Bertumbuhlah melalui tugas-tugas yang melampaui kekuatan kita. Karena itu jangan mudah mengelak atau menghindari tugas yang dianggap tidak sepadan dengan kekuatan kita. Menjalani hidup baru sering dianggap berat dan mustahil. Tapi jika diniatkan maka akan terjadi dalam hidup kita.

Ketiga: Bertumbuhlah dalam cakrawala yang luas. Jangan hanya tertumbuk pada hal-hal sepele. Gereja jangan hanya membatasi diri pada hal-hal sempit. Kata Yesus: Kepada-Ku telah diberikan kuasa di surga dan di bumi. Artinya, kita dimungkinkan untuk berkembang secara luas di bawah terang kekuasaan Kristus.

Keempat: Bertumbuhlah dalam kepedulian kepada orang lain. Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Yesaya 54:2-3 “Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! “Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.” Berbuatlah baiklah kepada semua orang tanpa pilih kasih. Kebaikan selalu mengundang rahmat Tuhan dalam kehidupan kita. Terkait hal ini binalah mental kerja sama. Fokus kepada apa yang baik. Rubuhkan sebanyak mungkin tembok-tembok pemisah.

Kelima: Bertumbuh melalui sikap rela berkorban. Rela berkorban adalah cara Yesus dalam melayani.

Keenam: Bertumbuh melalui komitmen yang tinggi (integritas). Jangan mendua hati (Yak. 1:8).

Ketujuh: Bertumbuh melalui sikap hari ini … bukan besok. Jangan kamu kuatir akan hari esok (Mat. 6:34). Serahkanlah kekuatiranmu kepada Tuhan, sebab Ia yang memelihara kamu (1 Ptr. 5:7).

Kedelapan: Bertumbuh melalui ketabahan melawan rintangan. Terus merambat walau dihambat.

Kesembilan: Bertumbuh melalui doa.

Kesepuluh: Bertumbuh melalui sikap mengampuni.

Tanpa pembuktian diri dalam hal nyata (iman praksis) maka pengenalan kita akan Tuhan menjadi tidak relevan. Tuhan menghendaki kita mengenal kehendak-Nya supaya kita tidak terjerumus ke dalam dosa. Kita pun diharapkan dapat bertumbuh terus-menerus dalam kehendak-Nya itu. Proses ini kita jalani dalam setidaknya sepuluh “langkah iman” di atas. Setiap usaha kita terhadap setiap langkah tersebut akan menunjang pemahaman dan proses pertumbuhan iman kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here