Pdt. Weinata Sairin: Kontinuitas Kekinian dan Keakanan

0
1208

 

 

“The way you think, the way you behave, the way you eat, can influence your life by 30 to 50 years” (Deepak Chopra).

 

Hidup manusia mengalir dari waktu ke waktu, menembusi lintasan zaman dan berakhir pada sebuah titik misteri yang berada diluar jangkauan pemikiran manusia. Manusia bertumbuh didunianya masing-masing, dengan kekuatan agama dan budaya, kearifan lokal dan berbagai aspek lainnya yang ikut memberi kontribusi bagi pengembangan kedirian seseorang. Proses pendidikan, berbagai pemikiran yang dipelajari, buku-buku yang dibaca, teman dan sahabat sebagai media berinteraksi kesemuanya ikut memberikan pengaruh bagi pembentukan kepribadian seseorang.

 

Kepribadian seseorang itu amat lekat dengan diri dan sosok seseorang dan punya makna yang amat luar biasa bagi orang-orang lain yang pernah mengenalnya. Ungkapan dan wujud kepribadian seseorang bisa terus diingat melalui kata-kata yang pernah ia ucapkan, buku yang ia tulis, persoalan yang pernah ia pecahkan, sikap hidup yang ia tunjukkan, bahkan melalui foto pribadi yang berkaitan dengan peran yang ia lakukan.

 

Menarik untuk menyimak kisah seseorang yang amat peduli dalam membantu mengatasi kesulitan hidup anak-anak terlantar di London. Adalah seorang bernama Quintin Hogg yang menghabiskan banyak harta dan tenaganya untuk membantu anak-anak terlantar di London. Ia mendirikan Institut Politeknik dan disitulah ia bertemu dengan Jem Nicholas seorang anak yang ternyata kurang bertanggungjawab. Jem tidak kerasan mengikuti pendidikan di institut itu dan ia keluar dari lembaga itu. Beberapa tahun kemudian sesudah Jem meninggalkan lembaga itu seorang sahabat bertanya kepada Jem bagaimana ia menjalani kehidupannya.

 

Jem bercerita bahwa ia bersyukur kepada Tuhan atas berkatNya dalam kehidupan. Ia selalu membawa foto Quintin Hogg kemanapun ia pergi. Setiap kali ia mengalami godaan untuk melakukan perbuatan negatif ia memandangi foto Quintin dan godaan itu bisa diatasi; ia berdoa kepada Tuhan sehingga bisa mengatasi semua persoalan hidup yang ia hadapi.

 

Kepribadian seorang Quintin Hogg yang kuat telah memberi pengaruh besar bagi Jem sehingga ia mampu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan. Tokoh Quintin memiliki pengaruh besar dalam kehidupan Jem, dalam konteks itu ia selalu membawa foto Quintin kemanapun ia pergi untuk memberi inspirasi dan motivasi dslam mengarungi samudera kehidupan.

 

Setiap orang memiliki kepribadian yang khusus yang berbeda satu dengan yang lain. Ada beberapa faktor pembentuk kepribadian (personality) yaitu : warisan biologis, warisan lingkungan alam,  warisan sosial, pengalaman hidup dalam kelompok. Aspek-aspek itu yang menjadi faktor pembentuk kepribadian seseorang. Dengan latar belakang itulah mengapa kepribadian seseorang itu berbeda, walau mereka lahir dari kandungan yang sama.

 

Menurut GW Allport kepribadian adalah susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Sistem yang dimaksud Allport meliputi kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional, perasaan dan motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik secara umum.

 

Agama-agama mengajarkan kita agar kita memiliki kepribadian yang utuh, kukuh dan mengimplementasikan sikap yang dipenuhi akhlak mulia dan budi pekerti luhur dalam kehidupan kita. Dalam konteks itu internalisasi ajaran agama, implmentasi ajaran agama mesti dimulai dan diperkuat dari Keluarga. Lembaga Keagamaan dan institusi pendidikan memback up program di Keluarga sehingga “atmosfir keagamaan” dapat mewarnai kehidupan anak di semua level.

 

Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini menyadarkan kita bahwa apa yang kita lakukan hari ini, akan punya dampak dalam 30 sampai dengan 50 tahun mendatang. Itu berarti menjadi amat penting untuk membekali kehidupan seseorang sejak awal dengan ajaran agama, nilai-nilai moral, norma dan kaidah tentang kejujuran, kerja keras, hemat, menghargai kemajemukan, non-diskriminasi, dan lain sebagainya sehingga dapat menjadi elemen pembentuk kepribadiannya. Mungkin juga prilaku negatif yang mengotori akhlak mulia, sebagaimana dipertontonkan dengan amat terang benderang didepan mata kita, akhir-akhir ini, adalah sebagai akibat dari apa yang dilahap seseorang 30 – 50 tahun yang lalu? Mari kita cek dengan seksama.

 

Selamat berjuang. God bless.

 

*Weinata Sairin*.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here