Jadilah Teladan yang Baik

0
2942

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

1 Timotius 4:1-16

(1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. (3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. (4) Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, (5) sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa. (6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. (7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. (9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. (10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. (11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. (12) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (13) Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. (15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. (16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

 

Calvin, salah seorang Bapa Gereja yang sangat berpengaruh bagi perkembangan gereja-gereja protestan pernah mengatakan begini: “Adalah ganjil apabila Kristus, yang kita puji sebagai [sumber] perdamaian kita, yang telah mengakhiri segala permusuhan dan yang telah mendamaikan kita dengan Allah di surga, tidak juga membuat perdamaian kita sebagai saudara bersaudara di dunia ini.

Kegelisahan Calvin ini muncul karena ia melihat banyak gereja yang saling bermusuhan, tidak bisa bergandengan tangan dalam menjalankan misi Kristus, saling bersaing untuk menunjukkan kehebatannya sehingga tubuh Kristus menjadi terpecah-pecah. Namun kemudian muncul kesadaran bahwa itu tidak boleh diteruskan. Gereja-gereja harus bersatu, rukun dan dapat bekerja sama satu sama lain. Kristus telah menunjukkan kasih-Nya yang manis melalui jalan pahit penuh derita dengan mengorbankan diri-Nya. Tujuannya agar manusia diselamatkan dari dosa-dosanya. Keselamatan ini memberi ruang yang memungkinkan kita berdamai satu sama lain. Hidup berdamai ini akan menjadi komitmen seluruh jajaran gereja di seluruh dunia yang telah mengimani Kristus sebagai Penebusnya. Salah satu tanda dari komitmen itu adalah pelaksaan perjamuan kudus dalam waktu yang bersamaan oleh gereja-gereja di seluruh dunia. Dalam perjamuan kudus sedunia ini seluruh umat Kristen di berbagai negara kembali menyatakan pengakuannya kepada Kristus bahwa Dialah penyelamat manusia. Pengakuan ini kemudian menjadi dasar untuk mewujudkan perdamaian antar gereja/jemaat lalu selanjutnya antar sesama manusia, siapa pun dia.

Tetapi hal ini sulit dilakukan kalau kita tidak berusaha untuk untuk menempatkan diri kita secara tepat dan maksimal. Secara tepat maksudnya kita menjadi contoh atau teladan bagi orang lain, seperti nasihat Paulus kepada Timotius. Gereja harus menjadi contoh bagi yang lainnya. Berlomba-lomba dalam memberi contoh atau teladan adalah hal yang sangat membangun. Secara maksimal maksudnya, keteladanan itu diperlihatkan dalam perkataan, tingkah laku, kehidupan kasih, kesetiaan dan dalam kehidupan yang bersih (suci). Menjadi teladan tidak hanya dengan kata-kata tapi juga dengan perbuatan. Sebagai orang beriman perbuatan-perbuatan itu harus menunjukkan kasih, kesetiaan dan kehidupan yang bersih.

Nasihat Paulus kepada Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” Inti nasihat ini agar Timotius, tentu juga kita sebagai orang beriman di masa kini, dapat menjadi teladan bagi yang lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here