Oleh: HMT Oppusunggu
Suara Pembaruan, 10-11-2017, pada halaman pertamanya menonjolkan berita tentang PAPUA MEMBARA yang dihubungkan dengan eskalasi konflik yang meningkat akhir-akhir ini sehubungan dengan penyanderaan 1300 warga Kabupaten Mimika oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata)… Sambungnya lagi: ‘Pemerintah harus menemukan akar penyebab konflik di Papua ini yang seolah-olah tak berkesudahan, dan sekaligus mengubur keinginan (OPM) memisahkan diri dari NKRI’.
Kami berpendapat, bahwa Pemerintah selama ini tidak mengacuhkan akar dari membaranya konflik kriminal atau pemisahan diri OPM dari NKRI tersebut yang -tanpa tersangkal- pada dasarnya terletak pada ketertinggalan pembangunan ekonomi di Papua yang paling terparah bila dibandingkan dengan daerah-daerah Indonesia lainnya. Ketertinggalan Papua tersebut diperparah lagi oleh penjajahan ekonomi yang dijalankan oleh Freeport atas kekayaan Papua (dan Indonesia) atas tambang emas dan tembaga terbesar di dunia. Bahkan Pemerintah sendiri terlenga dan tinggal tertidur lelap bisa dikibuli Freeport selama 50 tahun terakhir ini melalui aneka ragam policy-licik-iming-iming menggiurkan, sambil menyeret serta menjerat Pemerintah dalam arus perundingan supaya bisa memperpanjang Kontrak Karya penjajahan Freeport di Papua selama 75 tahun hingga 2041 … sambil mewariskan danau kering yang luas di Papua ciptaan Freeport.
Selama ini Pemerintah sibuk terseret oleh Freepot untuk memperoleh divestasi 51% saham Freepot Indonesia, ketimbang Pemerintah membangun sendiri smelter milik Indonesia, sedang Freeport memperbolehkan Indonesia memiliki mayoritas 51% saham Freeport Indonesi tadi, tapi sama sekali tidak menghendaki adanya pembangunan smelter MILIK INDONESIA tersebut.
Tidak ayal lagi, Pemerintah harus putar-kompas 180 derajat!
Seperti telah kami usulkan beberapa kali dalam e-mail di waktu yang lalu, Pres. Jokowi HARI INI juga harus membangun di Timika, smelter milik Indonesia sendiri untuk mengolah hasil tambang emas dan tembaga kekayaan alam kita sendiri. Maksudnya, supaya smelter ini bisa memelopori terlepasnya Indonesia dari jeratan chick-industry Indonesia sekarang ini sambil menuju ke ‘a dynamic and mature industry’ di Indonesia berdasarkan terciptanya sebuah metal transforming industry. Barulah Indonesia bisa mengikuti jejak Korea Selatan yang telah berhasil menciptakan industrinya sebagai sektor yang mendominasi keseluruhan perekonomiannya… Pres. Jokowi dapat memproklamasikan: Dari Timika-lah permulaan kejayaan dan kemenangan industri (industrial victory) bagi Indonesia … dan OPM pun akan otomatis hilang total.