Oleh: Stefanus Widananta
Penembakan yang menewaskan banyak orang terjadi lagi di Amerika Serikat, kali ini di sebuah gereja di Texas.
Teror memang tidak pernah berhenti, bahkan Paulus pernah mengatakan bahwa setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.
Aniaya bisa berupa kesengsaraan, siksaan, bisa berupa fisik maupun psikis.
Kita tentunya turut prihatin dan berdoa bagi keluarga yang ditinggalkan, namun satu hal yang perlu kita lakukan adalah mengampuni dan jangan takut menghadapi teror demi teror, jangan sampai kita malah jadi takut ke gereja.
Tuhan Yesus berkata, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat, bersukacitalah dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu”
Yesus juga mengajarkan, bagi yang mengalami aniaya, agar mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya, arti mengasihi dan berdoa ini tidak berhenti hanya pada ritual ibadah semata, melainkan kasih Allah harus diwujudkan dalam tindakan nyata hidup sehari-hari, kita diminta untuk tidak jemu-jemu berbuat baik.
Teror memang masih akan terjadi, aniaya memang menjadi bagian orang percaya, untuk itu kita perlu mendekat kepada Tuhan, karena itu yang akan membuat kita tenang dan bertahan karena kita tahu, daripada-Nyalah keselamatan kita.
Dan bertahanlah dalam setiap keadaan dan kita akan bisa berkata seperti Paulus, “aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman”
Tuhan Yesus memberkati