Allah Pasti Bertindak

0
1387

Zefanya 1: 8-18

Manusia berani berbuat dosa karena tidak peduli pada keberadaan Allah. Umat Allah pada waktu itu menganggap Allah sudah tidak aktif lagi (ayat 12 b). Padahal Allah tidak pernah tertidur. Allah tetap memegang kendali. Suatu hari Allah akan menunjukkan kehadiran dan kuasa-Nya. Pada waktu itulah Yerusalem, yang adalah kota terpenting dan simbol kebesaran Yehuda, bagai digeledah dengan obor (ayat 12 a) hingga tak akan ada yang luput dari hukuman Allah.

Penghukuman Allah pertama-tama ditujukan kepada anak-anak raja, para pemuka agama, dan semua orang yang ikut-ikutan bangsa-bangsa di sekitar mereka dalam hal penyembahan berhala (ayat 8). Padahal mereka memiliki identitas sebagai umat pilihan Allah. Tak heran bila orang-orang yang memasukkan tradisi atau paham-paham penyembahan berhala ke dalam Bait Allah juga tidak luput dari hukuman (ayat 9).

Yang juga akan terkena hukuman merupakan para pengusaha, yang menghalalkan segala cara demi meraih laba sebanyak-banyaknya (ayat 11). Materialisme telah mendasari hidup mereka. Selain itu, murka Allah akan menyapu bersih mereka yang merasa puas akan hidupnya, yaitu mereka yang merasa tidak memerlukan Allah dan merasa bahwa Allah tidak punya andil apa pun dalam hidupnya (ayat 12). Hukuman Allah akan nyata mereka rasakan. Mereka akan kehilangan sumber penghasilan dan harta benda yang menjadi sandaran hidup (ayat 13).

Sudah dekat! Seruan itu seolah peringatan bahwa musuh sudah dekat, seruan untuk waspada dan siaga. Nabi Zefanya memang memberikan peringatan kepada orang Yehuda bahwa hari Tuhan itu sedang bergerak cepat menuju mereka (ayat 14). Bagai meteor jatuh yang melaju deras mendatangi bumi.

Seperti kebanyakan orang yang bergantung pada kekayaan atau kuasa yang mereka miliki, orang-orang Yehuda juga berharap bahwa kekayaan atau kuasa itu dapat menyelamatkan mereka. Mungkin mereka berpikir bahwa segala sesuatu dapat diselesaikan dengan uang. Bahkan keselamatan nyawa mereka pun dapat dibeli dengan uang. Betapa bodoh! Karena itu dalam peringatan yang dikumandangkan oleh nabi Zefanya, Allah menyerukan bahwa emas atau perak yang mereka miliki tidak akan dapat menyelamatkan mereka dari murka Allah yang membara (ayat 18). Ketika hari Tuhan tiba, mereka tidak akan luput dari kebinasaan karena hari itu adalah hari kemusnahan dan pemusnahan (ayat 15). Tak ada satu pun penghukuman bumi yang dapat bertahan menghadapi murka Allah. Semua akan dibinasakan.

Marilah kita merenungkan bahwa :
Perhatikanlah bagaimana Allah menghukum mereka yang punya peranan atas kehidupan orang banyak. Pemimpin negara, pemimpin agama, bahkan pedagang berkiprah dalam kelangsungan hidup orang banyak. Bagi kita yang bekerja dalam bidang-bidang yang menyangkut kemaslahatan hidup orang banyak atau bagi kita yang terlibat pelayanan, ingatlah bahwa kita bertanggung jawab penuh terhadap Allah. Tugas kita adalah menolong mereka melihat Allah melalui apa pun yang kita lakukan.Bagaimana dengan kita yang tidak tersangkut paut dengan semua itu? Hiduplah dalam kekudusan agar murka Allah jangan memimpa kita!

Betapa serius Allah menghukum orang-orang berdosa. Tak ada kompromi sedikit pun. Begitu kejamkah Allah? Tentu tidak. Allah tidak pernah bermaksud membinasakan manusia. Namun bila umat yang Allah kasihi kemudian berbalik dan melawan Allah, maka tentu saja hukuman harus Allah nyatakan karena Allah adil adanya.

Oleh karena itu jangan sekali-kali bermain-main dengan dosa, sebab nantinya akan berhadapan dengan pengadilan Allah. Dan bila berhadapan dengan panasnya murka Allah, tak ada kekuatan apa pun yang bisa membuat orang menghindari hukuman Allah. Meski demikian, hendaknya ketaatan kita bukan hanya karena kita takut hukuman, melainkan karena kita mengasihi Allah yang telah memberikan hidup kepada kita. Maka marilah kita isi hidup kita dengan melakukan segala sesuatu yang kudus, yang berkenan di hati Allah dan yang memuliakan nama-Nya.

Salam dan doa,
Hd.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here