Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan
Selamat pagi saudaraku, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita.
Yesaya 63:15, Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediaman-Mu yang kudus dan agung! Di manakah kecemburuan-Mu dan keperkasaan-Mu, hati-Mu yang tergerak dan kasih sayang-Mu? Janganlah kiranya Engkau menahan diri!
Hubungan sosial sangat penting di dalam hidup kita untuk menjalin persaudaraan yang baik apalagi secara kebhinekaan ditengah negara kita ini. Secara khusus hubungan ini sudah sampai pada tahap saling mengenal satu dengan yang lainnya, berarti di dalamnya sudah ada kasih yang dijalin dengan baik. Namun bila kasih sudah pudar, pandangan kita bahwa hubungan itu rasanya tidak ada lagi gunanya untuk menjalin hubungan sosial, apalagi tidak sesuai yang diperbuat dengan yang diterima. Bahkan disebuah persekutuan sosial juga sampai terkenal dengan istilah “matemate na burju”. Tentu jika demikian ada harapan dari hubungan itu untuk diperhatikan dan diperbaiki. Ada banyak permasalah di tengah-tengah kehidupan sosial, kiranya persekutuan ini menjadi wadah untuk saling menolong satu dengan yang lainnya. Sekarang bagaimana hubungan kita dengan Allah? Masihkah kita setia kepada Allah? Hubungan sosial perlu namun hubungan dengan Allah juga jauh lebih penting di dalam hidup kita.
Disini dijelaskan bahwa hubungan Bangsa Israel dengan Allah mengalami kerenggangan. Nabi Yesaya memohon kepada Allah agar Ia mau membantu bangsa yang tidak setia kepadanya untuk dimaafkan dan diikutkan di dalam tuntunanNya. Gambaran ayat 15 ini seolah-olah Allah cuek untuk memberikan kasih dan pertolonganNya kepada mereka, padahal Allahlah yang menggendong mereka keluar dari tanah perbudakan. Ketika ungkapan Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediaman-Mu yang kudus dan agung, Yesaya sadar bahwa mereka adalah manusia yang lemah sebagai ciptaan. Mereka sudah sadar dengan dosa yang dilakukan namun sepertinya Allah tidak memberikan respon apa-apa. Hal ini disampaikan oleh Yesaya melalui doanya kepada Allah, kiranya Allah tidak menahan diri dari mereka. Sebab perbandingan juga diberitakan oleh Yesaya mengenai Abraham yang tidak sama sekali tau tentang mereka, tetapi hanya Allah yang tau bagaimana mereka.
Saudaraku, bagaimana pun pandangan dan perasaan akan Allah, tetaplah setia kepadaNya sebab sesungguhnya Dia adalah setia terhadap umatNya yang memanggil dan bersekutu dengan Allah. Tekunlah berdoa dan melakukan yang baik di dalam hidupmu, sebab Allah melihat dan mendengar apa yang kita lakukan. Kasih Allah tidak pernah pudar bagi kita, namun bagaimana kita setia akan kasih Allah tersebut? Jika kita tidak setia maka kita akan mengatakan “Janganlah kiranya Engkau menahan diri!”, Ayat 15c. Untuk itu, tetaplah setia kepadaNya, dalam kondisi apapun dan keadaan apapun. Amin
Selamat beraktifitas untuk kita semua
Salam Marturia
Pdt. Anna Vera Pangaribuan