Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Semua orang pernah berbuat salah, dan karena itu semua orang juga pernah bertobat. Pertobatan berhubungan dengan kesalahan atau dosa.. dan tiap orang berpotensi untuk lakukan kesalahan atau dosa. Karena manusia masih terdiri dari darah dan daging yang lemah, dari dosa asal Adam(manusia). Itulah sebabnya, manusia itu adalah makhluk mulia ciptaan Tuhan.. tetapi karena dosa Adam, kembali menjadi rendah seperti debu tanah(adamah- Iberani), yang punya potensi untuk lakukan kesalahan atau dosa.
Ada 3 Prinsip Pertobatan :
1. KENALI KESALAHAN :
Tidak mungkin orang salah bertobat, kalau ia tidak kenali kesalahannya. Org Ambon bilang: “Jang tahang deng tone”, artinya, kalau tahu tonenya sudah salah, cepat robah, kalau tidak nanti fals lagunya. Maksudnya, kalau sudah tahu ada kesalahan, cepat robah kelakuan. Sebab ada kecenderungan orang tidak mau tahu dan kenal salahnya..dan karena itu ia terus berbuat kesalahan yang sama ber-ulang2. Kalau seperti ini, bagaimana mau bertobat.. padahal “Tanpa Pertobatan, tidak ada Pengampunan” dan “Tanpa Pengampunan, tidak ada Keselamatan”.
2. PERTOBATAN SEBAGAI PROSES :
Setelah orang kenali kesalahannya, maka ia harus Sadar, bahwa itu hal buruk yang harus ditinggalkan.. itu hal yang tidak Tuhan sukai. Harus ada Penyesalan dan berjanji untuk balik arah dan bertobat. Sebab Penyesalan tanpa pertobatan adalah sebuah kebohongan dihadapan Tuhan. Jadi Kenal Salah, Sadar, Menyesal dan Balik Arah lalu Bertobat, itulah proses dalam sebuah pertobatan. Tidak mungkin orang bertobat kalau tinggal di tempat atau tinggal terus dalam kesalahannya.. itu bertobat bohong-bohongan namanya. Kalau itu terjadi, maka itu namanya mempermainkan Tuhan. Orang harus balik arah dan tidak berbuat kesalahan yang sama atau dosa yang sama lagi. Harus “BACK TO THE BASIC”.
3. PERTOBATAN SEBAGAI BUKTI HIDUP :
Pertobatan itu tidak cukup dibibir lewat ucapan, tetapi perlu bukti lewat perilaku hidup dalam tindakan nyata. Kata Tuhan : “Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati.(Yakobus 2:17). Pertobatan tidak cukup lewat pengakuan Iman atau janji Iman, tetapi Iman itu harus ditunjuk-buktikan dalam perbuatan nyata. Karena Tuhan tidak butuh janji, DIA perlu bukti.
Marilah kita mulai hidup ini dengan sebuah pertobatan lewat bukti hidup yang nyata dan berkenan kepada Allah. “Karena pertobatan berhubungan dengan Berkat”. Tanpa Pertobatan tidak ada Pengampunan, dan tanpa Pengampunan tidak ada Berkat.
Selamat beraktivitas di minggu kerja yang baru! Gb.