Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Suara manusia diseantero dunia, laksana tangis tanpa air mata
Menyuarakan jerit, pekik dan keluh kesah dihati, yang resah sinis
Banyak beban yang tak terselesaikan, karena himpitan kehidupan
Itulah yang sedang terdengar dijalanan, minta keadilan dan atensi.
Ternyata memang ada himpitan yang menyesakan nafas manusia
Mereka-mereka yang diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi
Buruh kasar dipabrik, karyawan rendahan di kantoran dan perusahaan
Ada perlakuan “de lome par lome” dari yang kuat menekan yang lemah.
Hendaklah seruan-seruan jalanan itu murni tanpa embel-embel rekayasa
Jangan ada kepentingan yang mendompleng sehingga demo itu mubasir
Biarkan suara hati dari si lemah tersalurkan sehingga menggugah nurani
Hendaklah yang kuat membantu yang lemah dalam semangat bersama.
Hanya mereka yang punya hati yang mau mendengarkan suara hati
Sebab pusat kehidupan manusia ada dihati bukan di uang, harta dan materi
Pemimpin harus melayani bukan menumpuk kekuasaan untuk membebani
May Day, May Day, May Day.. itulah teriakan halus dari mereka yang gelisah.
Bersuaralah tanpa harus menista, berjuanglah dengan tertib dan penuh santun
Jangan jadikan unjuk rasa ajang pelampiasan nafsu dirimu yang tak terkendali.
Selamat Hari Buruh Internasional! Gb.