Oleh: Hotben Lingga
Jakarta, Suarakristen.com.
“Merenungkan Firman Tuhan setiap saat dan selalu merindukan Tuhan adalah kunci menerima berkat dan transformasi dari Allah. Mencari Tuhan dan KerajaanNya adalah kunci dan rahasia untuk hidup sejahtera, diberkati dan menikmati hadiratNya dalam hidup kita. Hati yang senantiasa rindu dan haus kepadaTuhan adalah kunci untuk menerima berkat, pertolongan, pembelaan, terobosan dan perlindungan dari Tuhan.
Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang Kristen yang mempunyai persekutuan dan relasi yang intim/dekat dengan Tuhan. Kita mempunyai akses langsung untuk bersekutu dan masuk dalam hadirat Allah tanpa batas waktu dan ruang. Karena melalui persekutuan dan relasi yang dekat dengan Tuhan,Tuhan ingin kita menjadi orang-orang Kristen yang kuat seperti burung rajawali. Kita percaya dan menyembah Tuhan yang begitu peduli dan mengasihi kita. Tuhan ingin memberkati kita anak-anakNya melalui doa dan persekutuan pribadi, melalui hati yang mencari Tuhan, melalui perenungan Firman Tuhan setiap waktu dalam hidup kita.
Semakin dalam kita masuk ke dalam hadirat Tuhan akan semakin bertambah sukacita, hikmat, iman, kasih dan pengharapan kita.
Dia akan memberikan sukacita, kekuatan, penghiburan, perlindungan, penyertaan dan berkat yang berlimpah-limpah dalam seluruh aspek kehidupan kita kalau kita sungguh-sungguh merenungkan Firman Tuhan setiap waktu dan selalu haus mencari kehendak dan perintahNya,”demikian disampaikan Rev.Joshua Paul, seorang pendeta dari India, dalam kotbah PD dan KKR “Jakarta Healing Ministry, di Kelapa Gading, Jakarta (15/9/16)
Tegas Pdt. Joshua Paul lagi,”Setelah kita diselamatkan dan mengalami kelahiran baru di dalam Tuhan Yesus Kristus, setiap orang percaya harus terus bertumbuh di dalam Dia, sebab proses keselamatan kita harus dibaharui terus-menerus sampai kita menjadi serupa dengan Kristus. Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi: “…tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yg bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.”
Kalau kita mengalami beban hidup yang berat dan kritis, sebagai anak-anak Allah yang sedang lemah dan putus asa,Tuhan tidak akan pernah berhenti untuk “…memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.” (Yesaya 40:29).
Seberat apa pun pergumulan hidup dan persoalan yang menimpa kita, jangan menjadi lemah; sebaliknya, kuatkan iman dan miliki hati yang senantiasa melekat kepadaTuhan. “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.” Mazmur 91:14.” Tuhan akan memerdekakan kita atas segala beban dan pergumulan hidup kita melalui persekutuan pribadi, doa dan merenungkan FirmanNya setiap waktu.”
Tambah Pdt. Joshua Paul lagi,” Kita tidak boleh bersikap menginginkan segala sesuatu secara serba instan. Jalan Tuhan tidak ada yang instan, semua melalui proses. Ketidaksabaran menantikan Tuhan bertindak adalah faktor yang sering menyebabkan kita gagal melihat dan mengalami perkara-perkara besar dari Tuhan. Jangan gampang merasa lelah dan putus asa saat menantikan pertolongan Tuhan, sebab orang yang menanti-nantikan Dia pasti mendapat kekuatan baru. “… tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya(Yesaya 40:31).
“Kita tidak punya pilihan lain, kita harus terus melangkah maju menurut standarNya, yaitu hidup tidak bercela dan bercahaya di tengah-tengah dunia ini. Inilah hal yang menyenangkan hati Tuhan. Menyenangkan hati Tuhan sangat penting dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah. Untuk bisa menyenangkan hati Tuhan kita harus memiliki hidup yang benar-benar berkenan kepadaNya, serta melakukan apa pun yang menjadi keinginan dan kehendakNya. Melakukan perintah Tuhan berarti FirmanNya tinggal di dalam hidup kita, yaitu dengan cara kita merenungkan dan memahami setiap ayat firman Tuhan yang kita baca, lalu merenungkan itu siang dan malam sehingga kita beroleh kepekaan dan rhema untuk memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kita akan begitu terpesona kalau kita menikmati kasih dan kemurahan Tuhan.Kita akan merasakan begitu indahnya hidup dalam awan kemuliaan Tuhan.” tegas Pdt. Joshua Paul dengan penuh semangat.
Sementara itu, secara terpisah kepada Suara Kristen, ketua Persekutuan Doa “Jakarta Healing Ministry”, Pdt. Bambang Subroto didampingi oleh Istri, Nani Winarny, mengatakan,” Salah satu tugas utama umat Kristen pada akhir jaman ini adalah memberitakan Injil ke seluruh dunia dan segala makhluk. Tuhan ingin kita tetap antusias untuk memberitakan InjilNya dan tetap melakukan persekutuan antar anak-anakNya.Salah satu hal yang unik dan merupakan kekhasan dari kekristenan adalah dimensi persekutuan (koinonia). Dimensi persekutuan atau communion yang membuat Kekristenan itu kuat, kukuh,solid dan berdampak. Memang ada banyak gereja, denominasi atau aliran Kristen, tetapi dimensi persekutuan itu harus selalu menjadi roh dan nafas kekristenan.Dalam surat-suratnya, Rasul Paulus selalu meminta agar kita umat Tuhan jangan menjauhkan diri dari pertemuan -pertemuan ibadah tetapi semakin giat dalam saling menasihati menjelang hari Tuhan yang mendekat. Pesan-pesan Rasul Paulus ini penting kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai praksis, implementasi dari dimensi koinonia dan dalam rangka menyongsong hari Tuhan Yesus. “Jakarta Healing Ministry” didirikan sekitar 3 tahun lalu untuk memberitakan Firman Tuhan dan membangun semangat persekutuan antar anak-anak Tuhan yang rindu ingin melayani Tuhan dan gerejaNya. Fokus pelayanan Jakarta Healing Ministry adalah memenangkan jiwa, Penginjilan, pemuridan dan persekutuan doa untuk membangunkan kembali semangat kebangunan rohani dalam hati anak-anak Tuhan”.
Sekitar 100 orang umat Tuhan hadir dalam Persekutuan Doa dan KKR tersebut, yang kebanyakan diikuti oleh umat Kristen yang tinggal di sekitar Kelapa Gading, Jakarta.