PDT. WEINATA SAIRIN: UMAT (BER) TUHAN HANYA BERHARAP KEPADA TUHAN

0
1131

 

 

 

‘In te Domine, speravi.” (PadaMu Tuhan aku berharap)

 

Sesuatu yang membuat seseorang itu kuat, tetap ceria dan bisa survive ditengah badai ganas yang mengguncang kehidupan adalah *pengharapan*. Pengharapan, _hope_ adalah power, energi yang mengobarkan semangat juang bagi setiap orang tatkala ia didera banyak persoalan dalam hidupnya. Seseorang yang divonis dokter terkena kanker usus dan hanya bisa bertahan dalam hitungan hari tetap ceria karena ia punya pengharapan.

 

Pada prinsipnya seluruh umat beragama memiliki dan mendasarkan pengharapannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Setiap seseorang menghadapi dan atau mengalami penderitaan dalam hidupnya, ia akan membaca Kitab Suci, membaca ayat-ayat yang memberikan penguatan iman, berdoa, dan atau melakukan berbagai aktivitas keagamaan sebagaimana yang dtetapkan oleh masing-masing agama.

 

Tatkala manusia didera derita dan atau mengalami persoalan maha berat dalam kehidupan, manusia religius datang menghampiri Kuasa Transenden dan memohon penguatan. Dalam konteks ini peranan *agama* menjadi amat penting dalam kehidupan umat manusia.

 

Agama tidak boleh hanya menjadi *status* seseorang, yang membedakannya dari orang lain. Agama harus diberlakukan secara efektif dalam kehidupan manusia. Agama tidak boleh hanya menjadi simbol, ornamen, kosmetik dalam kedirian manusia. Agama, secara khusus _ajaran agama_ harus menjadi *habitus* manusia yang memandu jalan hidup manusia dari _civitas terrena_ menuju ke _civitas dei_. Sejatinya manusia itu percaya kepada Tuhan, orang yang menyatakan diri atheis, sebenarnya nurani mereka tetap percaya kepada Tuhan.

 

Seorang bernama Mirabeau pemimpin Revolusi Perancis dikenal sebagai seorang yang tidak percaya kepada Tuhan. Pada tanggal 2 April 1791 ia terbaring dalam kondisi sekarat. Pada suatu hari yang cerah ia meletakkan tempat tidurnya dekat dengan jendela. Ia menikmati  pemandangan indah dengan cahaya mentari bersinar cerah. Ia lupa bahwa ia adalah seorang atheis yang selama ini selalu menyatakan bahwa tidak ada Tuhan. Melihat pemandangan indah itu ia berseru keras :

“Tak mungkin keindahan ini terwujud jika tidak diciptakan oleh Tuhan”.

 

Pepatah yang dikutip diawal tulisan ini menyatakan “padaMu Tuhan aku berharap”. Ini adalah doa dan permohonan kepada Tuhan dari seseorang yang tengah berhadapan dengan realitas kehidupan yang tidak terlalu nyaman dan prospektif. Berharap kepada Tuhan adalah sesuatu yang biasa dan standar dalam kehidupan umat beragama. Kita berharap dan mohon agar hidup kita diberkati; agar anak-anak dan cucu kita sukses; agar hidup kita berada dijalan yang benar; agar bangsa kita hidup dalam perdamaian; agar bangsa kita tetap utuh satu dan bersatu; agar keberbedaan afiliasi politik tidak menghancurkan NKRI; agar Pancasila dan UUD NRI 1945 menjadi pemersatu dalam sebuah Indonesia yang majemuk; agar politik uang dan politik sara tidak mencederai kehidupan demokrasi bangsa kita. Mari kita terus berharap kepada Tuhan di sepanjang hidup kita.

 

Selamar berjuang. God bless.

 

*Weinata Sairin*.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here