Berharaplah Hanya kepada Tuhan

0
2640

 

Oleh: Herry Oktavianus

 

Damai sejahtera bagi setiap orang berkenan kepada Yesus Kristus Tuhan.

 

 

 

“Memang sangatlah merisaukan bahkan dapat membuat putus asa di saat mengaharapkan sesuatu yang sangat dibutuhkan mengatasi kesulitan hidup jauh diluar kemampuan kita ”

_”Ketika tangan tidak tahu harus melakukan apa, ketika kaki tidak tahu harus melangkah kemana, ketika pikiran tidak mampu menemukan jalan keluar dan saat hati tiada lagi mampu menerima penderitaan hidup, berdoalah sebab tiada yang mustahil bagi Tuhan_” (By:HO)

 

*”Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,”*

(Ibrani 6:19)

 

Pada suatu ketika adalah tiga buah pohon yang tumbuh di lereng suatu bukit. Mereka membicarakan harapan dan impian mereka. Pohon yang pertama berkata, “Saya berharap saya akan menjadi suatu kotak harta yang berharga. Saya akan diisi dengan emas, perak dan barang berharga lainnya. Saya akan diukir dengan indah dan setiap orang dapat melihat keindahan saya.”

 

Kemudian pohon kedua berkata, “Pada suatu ketika saya akan menjadi sebuah kapal yang perkasa. Saya akan membawa para raja dan ratu mengarungi samudera dan berlayar ke ujung dunia. Setiap orang akan merasa aman di dalam diri saya.”

 

Akhirnya pohon yang ketiga berkata, “Saya ingin tumbuh menjadi pohon yang paling tinggi dan paling tegak di daerah ini. Orang dapat melihat saya di puncak sebuah bukit dan melihat ke cabang-cabang saya, dan berpikir betapa dekatnya saya dengan sorga dan Tuhan hingga bisa meraihnya. Saya akan menjadi pohon yang terbesar sepanjang zaman dan orang akan selalu ingat akan saya.”

 

Setelah beberapa tahun mereka berdoa agar impiannya menjadi kenyataan, sekelompok penebang kayu datang ke situ. Ketika salah seorang penebang kayu datang ke pohon yang pertama ia berkata, “Ini tampaknya pohon yang kuat, saya kira saya dapat menjual kayunya pada seorang tukang kayu”. Ia pun mulai menebang pohon itu. Pohon itu merasa bahagia, karena ia merasa tukang kayu itu akan membuatnya menjadi kotak harta yang berharga.

 

Pada pohon kedua salah seorang penebang kayu berkata, “Ini tampaknya pohon yang kuat, saya tentu bisa menjualnya pada seorang tukang pembuat kapal.”

 

Pohon kedua juga merasa bahagia karena dengan cara itu ia mengira akan menjadi kapal yang perkasa.

 

Ketika penebang kayu itu sampai ke pohon yang ketiga, pohon itu merasa cemas karena kalau ia ditebang maka impiannya tak akan menjadi kenyataan. Salah seorang tukang kayu berkata, “Saya tidak memerlukan hal-hal istimewa pada pohon saya, maka saya akan ambil saja pohon ini,” ia pun menebangnya.

 

Ketika pohon pertama tiba di tempat tukang kayu, tukang kayu itu membuatnya menjadi kotak makanan untuk hewan. Ia menaruhnya di sebuah kandang dan mengisinya dengan jerami. Pohon tu kecewa, ini sama sekali bukan hal yang dimohonnya dalam doa.

 

Pohon kedua dipotong-potong dan dijadikan sebuah perahu nelayan yang kecil. Impiannya untuk menjadi sebuah kapal yang perkasa yang membawa para raja haruslah berakhir.

 

Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan yang besar dan ditinggalkan dalam kegelapan.

 

Tahun-tahun pun berlalu, dan pohon-pohon itu sudah melupakan impian mereka. Pada suatu hari, *seorang laki-laki dan perempuan masuk ke kandang dan meletakkan seorang bayi di atas jerami dalam kotak makanan yang dibuat dari pohon yang pertama*. Orang laki-laki itu hendak membuat sebuah tempat tidur bayi dan palungan itu cocok untuk itu. Pohon itu pun dapat merasakan pentingnya peristiwa itu dan tahu bahwa ia pernah digunakan untuk menaruh sesuatu yang paling mulia sepanjang segala zaman.

 

Beberapa tahun kemudian, sekelompok orang menumpang kapal nelayan yang dibuat dari pohon yang kedua. Salah seorang di antaranya lelah dan tertidur. Ketika mereka sedang berada di tengah danau, mereka diterjang badai dan pohon itu merasa tidak cukup kuat melindungi orang-orang itu. Orang-orang itu membangunkan orang yang tertidur itu, dan *Dia berdiri dan berkata, “Tenanglah” dan badai pun berhenti”*. Pada saat itu juga tahulah pohon itu bahwa ia telah membawa *Raja dari segala raja di perahu itu*.

 

Akhirnya, datanglah seorang yang mengambil pohon yang ketiga. Kayu itu dibawa sepanjang jalan oleh seorang dan orang-orang mengolok-olok orang yang membawa kayu itu. Ketika sampai di tujuan, orang itu dipaku pada pohon itu, ditegakkan dan Ia mati di puncak bukit. Ketika Minggu tiba, pohon itu menyadari bahwa ia cukup kuat berdiri di atas bukit itu dan berada sangat dekat dengan Tuhan, karena *Yesus telah disalibkan di pohon itu*.

Pesan dari cerita ini adalah, bila sesuatu tampaknya tidak berjalan sesuai dengan kehendak kita, ketahuilah bahwa Tuhan mempunyai rencana untuk kita. Bila kita menaruh kepercayaan pada Dia, Ia akan memberi kita anugerah besar. Setiap pohon memperoleh hal yang diinginkan, hanya *bukan dengan cara yang mereka bayangkan*. Kita tidak selalu mengerti rencana Tuhan untuk kita. Kita hanya tahu bahwa cara Tuhan bukan cara kita, tetapi kita tahu bahwa caraNya selalu yang terbaik.

 

*Tuhan akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya*. (Matius 7:11)

 

_Harapan tidak pernah meninggalkan kita, akan tetapi sikap kecewa dan putus asa mensirnakan pengharapan._

_Berharaplah hanya kepada Tuhan dalam segala hal bukan kepada apapun itulah sikap orang beriman. Tuhan itu baik dan Kasih setia-Nya terbukti._

_”Apapun yang sedang kita harapkan utarakan dan serahkan kepada Tuhan dalam doa”_*

 

*TUHAN YESUS MEMBERKATI*

 

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here