Kelahiran Ishak

0
6132

 

 

Oleh: Pdt. Andreas Loanka

BGA  dari Kejadian 21:1-7

 

Kelahiran Ishak adalah suatu muzizat.  Ishak dilahirkan oleh seorang ibu yang sebelumnya dikatakan sebagai wanita yang mandul (Kej. 11:30). Ia dilahirkan pada saat ayahnya berusia seratus tahun dan ibunya berusia sembilan puluh tahun (Kej. 17:17; 21:5). Pada saat itu Abraham dan Sara telah  lanjut umurnya  dan Sara sudah mati haid (Kej. 18:11). Dari sudut pandang  manusia Sara tidak mungkin lagi bisa melahirkan anak bagi Abraham karena ia mandul, telah lanjut usia dan sudah mati haid. Tetapi bagi Allah tiada yang mustahil. Kelahiran Ishak adalah suatu mujizat dari Allah.

 

Kelahiran Ishak adalah karena Tuhan memperhatikan, melakukan apa yang dijanjikan-Nya, dan bertindak pada waktu-Nya.  Dalam Kejadian 21:1-2 tiga kali nama Tuhan disebutkan, yaitu: “TUHAN memperhatikan Sara” (Kej. 2:1a), “TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya” (Kej. 2: 1c), dan “pada waktu yang ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepada-Nya” (Kej. 2: 2c). Ketiga frasa itu menunjukkan bahwa kelahiran anak Abraham dan Sara  itu tidak dapat dilepaskan dari dimensi Allah, bahwa Ia memperhatikan, melakukan apa yang dijanjikan-Nya dan bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya.

 

Kelahiran Ishak menyatakan bahwa Tuhan adalah setia dan apa yang difirmankan-Nya pasti akan digenapi.   Dalam kedua ayat dalam Kejadian 21:1-2 tersebut tiga kali peristiwa kalahiran Ishak dihubungkan dengan firman-Nya, yaitu: “seperti yang difirmankan-Nya” (Kej. 21:1b), “seperti  yang dijanjikan-Nya” (Kej. 21:1c), dan “sesuai dengan firman Allah” (Kej. 21:2c). Tuhan telah berfirman kepada Abraham bahwa ia akan memiliki keturunan dari Sara, istrinya.  Meskipun Abraham harus menunggu dalam waktu yang lama, yaitu sekitar 25 tahun, namun apa yang dijanjikan-Nya itu akhirnya digenapi oleh-Nya.  Janji  itu dipenuhi oleh Allah bukan karena Abraham sempurna di dalam ketaatannya kepada-Nya, sebab di dalam realita ia memiliki banyak kelemahan dan kegagalan. Janji itu dipenuhi karena Allah adalah setia dan Ia senantiasa melakukan apa yang telah difirmankan-Nya.

 

Kelahiran Ishak diresponi dengan ketaatan.  Ketaatan itu ditunjukkan Abraham dengan menamai anak yang dilahirkan Sara baginya itu Ishak (Kej. 21:3). Itulah nama yang diberikan oleh Allah (Kej. 17:19) dan Abraham taat kepada –Nya.  Selain itu, Abraham menyatakan ketaatannya dengan menyunatkan anak itu ketika ia berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepada-Nya (Kej. 21:4). Perintah itu diberikan Allah kepada Abraham pada saat Ia mengadakan perjanjian dengannya (Kej. 17:7-14).  Kelahiran anaknya itu diresponi Abraham dengan ketaatan kepada Allah dengan menamai anak itu Ishak dan menyunatkannya pada hari kedelepan.

 

Kelahiran Ishak membuat tertawa.  Nama “Ishak” berarti “tertawa.”   Sara berkata: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku” (Kej. 21:6).  Lagi katanya, “Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya’ (Kej. 21:7).   Allah telah membuat Sara dan Abraham tertawa sehubungan dengan kelahiran Ishak.  Pada awalnya mereka tertawa karena tidak percaya.  Ketika Allah memperbarui perjanjian-Nya di Kejadian 17, Abraham yang sudah tua itu tertawa serta berkata di dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” (Kej. 17:17).  Ketika Allah memperbarui kembali perjanjian-Nya di Kejadian 18, Sara yang sudah tua itu juga tertawa dalam hatinya dan berkata: “Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedang tuanku sudah tua?” (Kej. 18:12).  Setelah Ishak lahir, Allah mengubah tertawa ketidakpercayaan mereka menjadi tertawa gembira.

 

 

Salam dan doa dari

Pdt. Andreas Loanka

GKI Gading Serpong

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here