ALAMI akan Merevolusi Industri Keuangan Syariah di Indonesia

0
1169

 

 

ALAMI hari ini secara resmi menggelar seremonial soft-launching platform digitalnya dengan diskusi bertema “Islamic Banking 4.0: The Rise of Technology and Sharing Economy”,

 

·       ALAMI fokus untuk membangun sosialisasi pada masyarakat dan mitra perbankan syariah untuk terbuka terhadap opsi kolaborasi dengan perusahaan tekfin,

 

·     Keberadaan perusahaan tekfin syariah diharapkan mampu memperbesar angka literasi keuangan dan akses untuk masyarakat Indonesia, khususnya generasi muslim milenial, terhadap produk dan layanan perbankan Syariah.

 

 

Jakarta, Suarakristen.com

 

PT ALAMI Teknologi Sharia (“ALAMI”), perusahaan teknologi finansial (tekfin) aggregator syariah pertama di Indonesia, hari ini meluncurkan platform digital yang mampu menjadi wadah bagi Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”) dalam mengakses pembiayaan ke berbagai lembaga keuangan syariah di Indonesia dengan mudah. Sebagai perusahaan aggregator, ALAMI memiliki misi untuk membuka akses seluas mungkin kepada para pelaku usaha untuk terus bertumbuh dengan sokongan pendanaan dari lembaga keuangan syariah.

 

Hal ini diyakini Dima Djani, CEO dan Founder dari ALAMI, yakni ALAMI sebagai katalis untuk merevolusi wajah industri keuangan syariah di Indonesia melalui upaya digitalisasi beberapa hal dalam proses pembiayaan. “Kolaborasi antara perbankan syariah dan perusahaan tekfin akan memberikan dampak yang signifikan di beberapa aspek perekonomian, sekaligus menata kembali wajah industri keuangan syariah,” ucap Dima saat memimpin diskusi panel “Islamic Banking 4.0: The Rise of Technology and Sharing Economy”.

 

Secara spesifik, Dima menyebutkan bahwa sektor perbankan syariah di Indonesia masih belum memiliki teknologi memadai seperti perbankan konvensional yang bisa memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai layanannya. “Kolaborasi menjadi jalan keluar yang efisien dari segi biaya dan waktu, dimana perbankan syariah bisa memanfaatkan inovasi dari perusahaan tekfin. ALAMI sebagai contoh, telah berhasil menerapkan kolaborasi ini bersama beberapa rekanan institusi keuangan syariah ternama sejak 2017,” terangnya.

Baca juga  Seluruh Korban Kecelakaan di Km 58 Teridentifikasi, Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

 

Industri keuangan syariah di Indonesia pada dasarnya sangat beragam dari segi penyedia jasa dan layanan mulai dari perbankan, asuransi, multi finance, dana pensiun sampai manajemen investasi. Secara khusus, pemerintah bahkan telah menyiapkan peta jalan yang tertuang dalam kerangka Roadmap Pengembangan Keuangan Syariah Indonesia 2017-2019. Sampai dengan tahun 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset keuangan bank syariah di Indonesia mencapai Rp 897,1 triliun. Nilai aset ini belum termasuk saham dengan proporsi industri perbankan syariah mencapai sebesar Rp 355,9 triliun.

 

Dalam diskusi yang juga turut mengundang pakar ekonomi syariah dan teknologi mulai dari Karim Consulting, Emirates Islamic, hingga Tryb Group, dapat disimpulkan bahwa Indonesia membutuhkan inisiatif yang lebih agresif bagi pelaku industri keuangan syariah jika ingin meningkatkan daya saingnya di pasar. Adiwarman Karim, CEO dari Karim Consulting mengemukakan bahwa untuk perbankan syariah mengejar ketertinggalannya dari perbankan konvensional akan cukup memakan waktu dan biaya. Salah satu solusi yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan layanan digital yang dimiliki oleh perusahaan tekfin.

 

Hal senada diungkapkan oleh Herston Powers, Head of Investor Relations and Engagement Tryb Group. Kolaborasi perbankan dengan tekfin pada dasarnya sudah banyak dilakukan oleh banyak negara di dunia. Secara spesifik dalam mengembangkan layanan terhadap pasar yang belum tergarap sebagai inklusi keuangan. Ini merupakan hal yang umum di negara mapan, maupun negara berkembang.

 

Kolaborasi untuk Tajamkan Fokus Pasar

Pertumbuhan generasi milenial di usia produktif merupakan peluang untuk mengedukasi pasar dengan cara yang paling familiar dengan mereka, yakni teknologi. Saat ini kalangan muslim milenial telah banyak memanfaatkan layanan digital untuk saling bertukar informasi mengenai tren dan preferensi mereka dalam memilih produk atau layanan sehari-hari mulai dari makanan hingga kosmetik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing keuangan syariah di Indonesia, dibutuhkan produk dan layanan keuangan syariah yang disesuaikan dengan karakter pasar, salah satunya terhadap generasi muslim milenial.

Baca juga  Komite Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dan APINDO Gelar "Expert Talk Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan", Tema: Strategi Pengawasan Memastikan Keberlanjutan Program di era Digital. Sustanability - Solvability - Hospitality

 

Salah satu sosok milenial, Tasya Kamila, juga turut memberikan pandangannya terhadap tren anak muda yang kini mulai mempertimbangkan unsur keagamaan dalam mengambil keputusan sehari-hari.

 

“Muslim milenial jaman now saat ini sudah mulai peka untuk mengambil keputusan yang terkait kehidupan sehari-hari mereka dari segi agama. Misalnya saja, tingkat kesadaran mereka tentang riba hingga label halal dalam makanan dan kosmetik. Pergeseran tren ini mau tidak mau muncul karena mudahnya akses informasi. Dampaknya dalam industry keuangan, pelaku industri keuangan kini berlomba-lomba untuk membuat dan memasarkan produk dan layanannya sesuai dengan keinginan pasar,” tutur Tasya.

 

Tasya juga menambahkan, kesadaran akan pembiayaan syariah juga perlu ditingkatkan mengingat dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan tren milenial untuk menjadi ‘CEO’ dari usaha yang mereka bangun sendiri. Menyikapi hal di atas, maka peran tekfin syariah menjadi penting tidak hanya untuk mendukung perbaikan kinerja industri keuangan syariah secara jangka panjang, namun secara tidak langsung menjadi media bagi masyarakat untuk lebih mengenal produk syariah dan bisa memberikan akses yang mudah melalui platform digital.

 

Sejalan dengan hal tersebut, Dima menambahkan, “ALAMI sebagai perusahaan tekfin aggregator berkomitmen untuk mempercepat literasi dan inklusi keuangan syariah dengan cara memberdayakan para pengusaha yang berkualitas untuk mengembangkan usahanya melalui akses pembiayaan yang mudah, dengan basis syariah,” tutur Dima.

 

Dima juga menegaskan bahwa ALAMI akan tetap menyesuaikan model bisnisnya dengan koridor syariah, karena bagaimanapun penerapan teknologi finansial dalam skema syariah tetap perlu mengacu pada fokus pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

 

“Kami berharap bahwa melalui inovasi dan teknologi yang dikontribusikan, ALAMI mampu merevolusi industri keuangan syariah serta menjadi katalis dalam mengembangkan ekosistem sharing economy berbasis syariah di Indonesia,” tutup Dima.

Baca juga  Spektakuler! Ini Daftar Lengkap Artis yang Meramaikan HSS Series 5 Jakarta di GBK

 

 

 

Tentang ALAMI:

 

ALAMI adalah perusahaan teknologi finansial aggregator syariah pertama di Indonesia yang mengusung konsep pembiayaan syariah untuk UKM. Melalui platform digital dan afiliasi dengan berbagai institusi keuangan Syariah ternama, ALAMI memberikan akses kepada UKM untuk mendapatkan pembiayaan syariah yang cepat, mudah dan aman demi mewujudkan mimpi-mimpi mereka.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here