Berilah Hati yang Tulus untuk Menerima Firman Tuhan

0
5006

Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan

 

 

Saudara-saudaraku sebagai persiapan KHOTBAH MINGGU SEXAGESIMA

 

LUKAS  8 : 9-15

 

 

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

 

Nats khotbah minggu ini tidak asing lagi bagi kita karena sudah sering kita mendengar. Namun ketika kita mendengarnya apakah kita merasa bosan dan  tidak perlu lagi mendengarnya?.Tidak demikian, malah kita senang dan bersyukur nats ini menjadi khotbah pada minggu ini. Yang pasti nats ini mengajak kita untuk merenungkan sudah sejauh mana buah/hasil yang sudah kita dengarkan itu.  Jangan-jangan kita hanya melakukan sebatas mendengar saja sehingga tidak sampai kepada pelaku-pelaku firman Tuhan padahal Yakobus 1:22 berkata tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman Tuhan dan bukan hanya pendengar saja.  Sebab jika tidak maka kamu menipu diri sendiri

 

Yang hendak mau dikatakan nats khotbah ini adalah bahwa penting sekali untuk mendengarkan firman Tuhan dan penting sekali melakukan firman Tuhan.Sehingga yang menjadi perenungan bagi kita “ADAKAH HATI  DAN HIDUP KITA SUNGGUH MENJADI LAHAN YANG BAIK BAGI FIRMAN TUHAN” oleh karena itu perlu kita perhatikan nats ini. yang menceritakan tentang perumpamaan ini dimana perumpamaan Yesus ini sangat kaya maknanya kepada murid-muridnya .Perumpamaan-perumpamaan Yesus menggambarkan salah satu proto type dari orang farisi yakni :

 

1. Orang farisi menyombongkan kebaikan-kebaikannya

 

2. Orang farisi yang sering mengangguk-anggukkan kepalanya seolah olah bijaksana

 

3 orang farisi yang menghitung kebaikannya

 

4. Orang farise yang mematuhi Allah karena takut

5. Orang farisi0k yang mematuhi Allah karena mengasihi Allah

 

Jadi dapat kita memperhatikan ada 4 bagian bagaimana firman Tuhan itu bekerja dihati manusia melalui perumpamaan ini.

 

1. Benih yang jatuh dipinggir jalan (ayt 12)

Pinggir jalan merupakan jalur umum yang melintasi ladang,  dan benih yaong jatuh dipinggir jalan sering  diinjak-injak oleh orang yang lalu lalang dimana ada petani yang menabur benih pasti akan ada sekawanan burung.  Hal ini menunjukkan bahwa ada orang yang telah mendengar firman Tuhan tetapi datanglah iblis untuk mengamvil firman Tuhan itu dari hati manusia supaya mereka jangan percaya kepada firman Tuhan dan diselamatkan.  artinya apabila firman Tuhan diberitahu kepada orang tersebut maka pesan firman Tuhan akan berlalu begitu saja. Pesan itu didengar masuk dari telinga sebelah kiri dan keluar dari sebelah kanan.  Bukan benihnya/firman yang tidak baik tetapi tanah yakni hati mereka yang sudah sangat keras.

 

2.Benih yang jatuh ditanah yang berbatu-batu (ayt 13)

 

Benih yang jatuh ditanah yang berbatu-batu seperti bertumbuh ditanah yang sangat baik dan bahkanbmenunjukkan pertumbuhan yang luar biasa.  Akan tetapi sesudah mendengar firman Tuhan itu mereka hanya percaya sebentar saja dan akhirnya murtad. Ketika dalam keadaan sukacita maka firman Tuhan itu bekerja  tetapi pada saat pencobaan datang dia  tidak lagi menggunakan senjata firman Tuhan dalam menghadapi segala sesuatunya.

 

3.Benih yang jatuh disemak duri (ayt 14)

 

Buah yang jatuh disemak duri  artinya  orang yang mendengar furman Tuhan dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekwatiran dan kekayaan dan menikmati hidup sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang artinya hati mereka tidak murni di dalam pengabdian dan komitmen kepada Tuhan melainkan kepada mamon/berhala.  Mereka diingatkan dalam mat 6:24 ” kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan Mamon.

 

4, Benih yang jatuh ditanah yang baik (ayat 15)

Yang jatuh ditanah yang baik,  dan setelah tu berbuah seratus kali lipat.  Artinya mempercayai bahwa kuasa firman Tuhan mampu mengatasi segala tantangan hidup dalam keadaan kondisi apapun didalam hidupmu.  Mempercayai bahwa firman Tuhan adalah sumber dari segala sesuatu yang baik.  Kuncinya adalah ketekunan/habengeton ni roha (sebagaimana dalam Rom 5:4 ketekunan menimbulkan tahan uji yang menimbulkan pengharapan) .

Dari ke 4 perumpamaan ini hendak mengatakan kepada kita semua adalah :

1. Tanah yang seperti apakah saya ini?

2. Firman Tugan dapat ditaburkan kepada bermacam-macam orang namun hasilnya bergantung pada kualitas hati orang

yang mendengarkan firman itu. Mengingatkan kita bahwa mendengarkan itu bukan pasif tetapi aktif bekerja, Dimana ada proses yang terjadi; misalnya apabila kita mendengarkan Firman Tuhan dari Mat 6:25 :Janganlah kuatir akan hiduomu,  akan ada yang hendak kamu makan,  atau minum  dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu akan apa yang hendak kamu pakai.  Bukankah hidup itu lebih penting dari makan atau minum dan pakaian?  Itu bukan berarti menerima firman Tuhan tanpa proses,  kita pasti mengalami pergumulan berat.  Perjuangan berat untuk jangan kuatir sampai akhirnya   kita mengaminkan firman Tuhan tersebut.

Begitu juga  seperti kita membaca kasih itu sabar,  kasih itu murah hati , kita akan berjuang untuk terlihat sabar sekalipun marah dan berjuang untuk terlihat murah hati walau tidak rela  lalu kita rasakan bahwa kita sudah melakukan firman Tuhan.

Begitu juga  kita mengatakan sudah melakukan firman Tuhan ketika kita  sudah berdoa, kegereja,  memberikan persembahan  padahal kita tidak pernah bertumbuh.

Kesimpulan

1. Firman yang didengar itu harus benar benar masuk kedalam hati kita.  Bagaimana caranya? Seperti seekor anjing memakan tulqng, dia dengan menggigit dan menguyah.

2. Sabar/tekun membiarkan Tuhan bekerja.

3.Firman Tuhan bukan lagi sebagai beban tetapi  mengalir keluar dari hidup kita itulah buah ketekunan.

Demikianlah disampaikan Firman Tuhan ini kepada seluruh pembaca. Tuhan memberkati.

Amin.

Salam marturia

Pdt.  Dr Anna Ch Vera Pangaribuan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here