Datanglah Menyembah Dia

0
1435

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

Matius 2:1-12

(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” (7) Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.” (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

 

Perikop ini menceritakan tentang keinginan orang Majus untuk menemui dan menyembah Yesus di Betlehem. Siapakah sesungguhnya orang-orang Majus itu? Dalam bahasa Yunani istilah yang dipakai untuk orang Majus adalah Magoi. Kata ini menunjuk kepada imam-imam di Persia. Akan tetapi secara luas kata itu digunakan untuk menyebut orang-orang yang tahu tentang ilmu rahasia dan ahli-ahli sihir. Kata itu juga dipakai untuk menunjuk pekerjaan para astrolog-astrolog, yaitu orang-orang yang berusaha mencari makna bintang-bintang dilangit untuk diartikan bagi sejarah dunia. Astrologia pada zaman Perjanjian Baru sangat lazim di antara orang kafir, yang memang tidak mengetahui bahwa astrologi dilarang oleh Tuhan.

 

Dalam pembacaan ini orang-orang Majus yang pergi ke Betlehem tergolong pada astrolog-astrolog, karena mereka melihat bintang cemerlang di Timur dan mengartikannya sebagai kehadiran Raja Yahudi. Itulah sebabnya mereka berupaya untuk mencari-Nya. Sebagai astrolog mereka belum percaya kepada Tuhan. Tapi Tuhan memakai mereka untuk mendahului penyembahan kepada Yesus (hal sama dilakukan Tuhan terhadap gembala-gembala miskin di padang Efrata). Mengapa bukan orang Israel dulu yang dipanggil datang untuk menyembah Yesus? Karena Yesus bukan datang hanya untuk orang Israel saja, tapi untuk semua orang, termasuk orang-orang yang dianggap tak bertuhan dan miskin. Kesediaan orang Majus untuk menyembah Yesus memperlihatkan kuasa Allah yang aktif di antara orang-orang yang belum mengenal Tuhan. ia juga hadir di antara orang-orang yang miskin. Allah berkuasa untuk memanggil mereka.

 

Kesediaan para Majus harus membuka mata kita bahwa Yesus bukan saja datang untuk ‘umat pilihan’ Tuhan, tetapi menjadi milik dunia. Yesus bukan saja hadir untuk gereja tapi juga untuk masyarakat dan umat beragama lain. Kita harus memiliki kesadaran seperti ini supaya tidak ‘mengurung’ Yesus dalam gereja saja. Dan juga supaya kegiatan pelayanan kita tidak terorientasi ke dalam gereja melulu. Sudah waktunya kita berbuat bagi lingkungan dan dunia yang lebih luas.

 

Melalui para Majus kita diajak untuk menyembah Yesus dan bahkan diajar bagaimana caranya menyembah Yesus. Orang Majus datang dengan membawa hatinya. Karena mereka datang membawa hati, mereka rela menempuh perjalanan panjang dan tidak takut menghadap Raja Herodes yang kejam. Hati yang tulus. Itulah yang dibutuhkan dalam menyembah Yesus. Sekarang ini banyak orang Kristen menyembah Yesus tapi bukan dengan hatinya lagi. Sehingga ketika tantangan datang dalam hidupnya mereka menyerah dan kembali ke kehidupannya yang lama. Selain itu, orang Majus juga datang dengan masing-masing membawa milik terbaik mereka. Ini pun merupakan wujud dari kerelaan hati mereka. Kecintaan-Nya pada Raja yang baru membangkitkan hasrat mereka untuk mempersembahkan apa yang terbaik dari apa yang mereka miliki. Mereka lakukan itu karena mereka tahu mereka datang kepada Raja yang berkuasa atas hidup mereka, yang berkuasa menolong mereka. Hadir dengan perasaan terbaik dan hadir dengan persembahan terbaik, itulah cara yang tepat bagi mereka untuk menemui sang Raja.

 

Atas sikapnya itu, maka kasih karunia Allah mengalir atas mereka. Hal ini bisa kita lihat dari bagaimana Allah menghindarkan mereka dari kekejaman Herodes. Tuhan datang memberitahu mereka dalam mimpi jalan pulang yang harus mereka tempuh. Jadi mereka akhirnya mengambil keputusan tegas untuk tidak berjalan melalui Yerusalem lagi. Mereka selamat dan tidak bertemu dengan tentara Herodes yang siap membunuh mereka, Yesus dan kedua orang tua-Nya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here