Jangan Menghujat Nama Tuhan

0
5888

Renungan harian

GII Hok Im Tong 

 

 

Ayat Alkitab: Imamat 24:10-16

Menghujat Nama Tuhan

Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati. Imamat 24:16

Dalam hukum Musa, menghujat nama Tuhan adalah dosa yang sangat serius dan ancamannya hukuman mati. Menghujat nama Tuhan identik dengan menghujat Tuhan karena nama Tuhan bukan sekadar istilah atau sebutan, tetapi juga menyatakan pribadi Tuhan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan menghujat nama Tuhan itu?

 

Dalam arti paling kasar, menghujat nama Tuhan adalah memaki Tuhan dengan sebutan yang kasar. Orang yang berani mengucapkan hal itu pastilah hatinya sudah keras dan menolak Tuhan seperti yang dilakukan anak dari Selomit (Im. 24:11). Bisa jadi anak ini berlaku demikian karena pengaruh ayahnya yang orang Mesir (yang tidak mengakui Tuhan juga). Tuhan Yesus mengatakan bahwa dosa menghujat Roh Kudus tidak bisa diampuni, karena sudah menuding pekerjaan Tuhan Yesus adalah pekerjaan Iblis (Mrk. 3:28-29).

 

Ada bentuk lain dari penghujatan terhadap nama Tuhan, misalnya menyalahkan Tuhan dan menganggap Dia bertanggung jawab atas kesulitan hidup kita. Kita menuding Tuhan itu jahat, Tuhan tidak adil. Tuhan tidak peduli kepada saya. Tuhan tidak menolong saya. Contoh di Alkitab, bisa kita lihat di dalam kisah kehidupan Ayub. Sewaktu Allah mengizinkan Ayub dicobai oleh Iblis, istrinya menghasut Ayub untuk mengutuki Allah (Ayb. 2:9). Ia menganggap kesalehan Ayub percuma karena kenyataannya Allah “membuatnya” menderita. Namun, Ayub tidak terpancing melakukan hal itu (Ayb. 2:10).

 

Kita boleh saja berkeluh-kesah kepada Tuhan (seperti yang nyata disampaikan dalam banyak bagian kitab Mazmur ) tetapi tidak boleh menuding Tuhan tidak peduli atau apalagi berlaku jahat kepada kita. Kita harus tetap percaya rancangan Allah Bapa di Sorga adalah rancangan terindah meskipun saat ini sedang berada dalam pusaran badai yang dahsyat. Mari kita menaikkan doa, “Aku berserah kepada-Mu, Yesus. Aku percaya kebaikan-Mu.”

 

Belajarlah dari Ayub yang sekalipun dalam penderitaan berat, tidak sekalipun menyalahkan Allah. “Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.” (Ayb. 1:22).

 

MENYALAHKAN DAN MENUDING ALLAH TIDAK PEDULI SAMA DENGAN KITA MENGHUJAT TUHAN.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here