Bekerjalah, Sebab Aku ini Menyertai Kamu

0
1765

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

 

Hagai 2:5

Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam,

Hagai adalah nabi pertama dari tiga nabi dalam zaman pemulangan bangsa Israel (Yehuda) dari pembuangan di Babylon (dua nabi yang lain adalah Zakharia dan Maleakhi). Sebagai nabi yang hanya tampil sebentar dia mempunyai tugas yang berat. Dia mempunyai tugas khusus yang harus diselesaikan, yang berbeda dengan nabi-nabi sebelum pembuangan, Hagai tidak berkhotbah tentang penyembahan berhala, ketidak adilan atau kekerasan. Tugasnya sangat sederhana yaitu memanggil umat Allah agar mereka memprioritaskan Allah dan memanifestasikannya dengan jalan menyelesaikan pembangunan Bait Allah.

Rupa-rupanya bangsa Israel masih belum sadar betul arti kepulangan mereka setelah ditawan oleh bangsa Babylon. Koresy, raja Persia, dipakai Tuhan. Ia mengizinkan Israel pulang ke Yerusalem, jumlah orang-orang Israel yang pulang hanya berkisar pada 50.000 orang. Bangsa Israel dengan jumlah yang kecil ini harusnya mengartikan kepulangan mereka untuk mencari dan menemukan Allah. Tradisi Bait Allah memang amat sentral bagi kehidupan Israel dalam hidup kerohaniannya. Hancurnya Bait Allah oleh kekuasaan bangsa Babylon berarti kehancuran kerohanian Israel. Bila Bait Allah menjadi pusat ibadah, tempat bersemayamnya Allah, maka hancurnya Bait Allah sudah barang tentu mempengaruhi pertumbuhan rohani mereka. Kenyatan itu segera ditangapi Hagai agar mereka segera bangkit secara rohani. Keadaan mereka akan lebih parah lagi jika tidak membangun rumah Allah. Memang sejak pertama kali tiba di Yerusalem mereka sebenarnya sudah meletakkan fondasi, namun halangan, masalah dan kesulitan tak kunjung habis menerpa mereka. Ada bayang-bayang keputusasaan untuk tidak membangun; alasan ekonomi; ketersediaan dana yang tidak memadai ditambah dengan tantangan penduduk sekitar.

Baca juga  Komite Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dan APINDO Gelar "Expert Talk Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan", Tema: Strategi Pengawasan Memastikan Keberlanjutan Program di era Digital. Sustanability - Solvability - Hospitality

Bangsa Israel akhirnya berpikir keliru. Ah! belumlah saatnya kita membangun, kita harus membangun rumah kita dulu, pertanian dan sebagainya (Hagai 1:3-11). Hagai mengingatkan dan mendesak Gubernur Zerubabel dan Imam Besar Yosua dan segenap rakyat agar mendahulukan Allah dan menyelesaikan Bait Allah. Kesusahan mereka selama ini antara lain disebabkan oleh sikap mementangkan kebutuhan lahiriah; pertanian dan membangun rumah pribadi. Malapetaka akan menimpa umat-Nya sebab mereka tidak menghormati Allah dan tidak mengindahkan seruan membangun kembali Bait Allah. Ketaatan memang harus dimulai dari atas; pemimpin-pemimpin lalu diikuti oleh segenap rakyat.

Tindakan seperti ini perlu jadi patron, sepatunyalah jemaat masa kini menunjukkan sikap dengar-dengaran kepada Tuhan yang dimulai dari pemimpin umat. Membangun Gereja memiliki arti yang luas; yang hendak ditata adalah persekutuan orang-orang percaya. Berarti kondisi gereja ditentukan oleh bagian-bagiannya, yaitu orang-orang  percaya. Bila jemaat; anggota-anggota gereja memiliki kekompakan, kebersamaan, maka gereja akan menjadi kokoh dan kuat.

Membangun Bait Allah, melibatkan dua pihak, yakni Tuhan sebagai pemilik dan umat sebagai pekerja. Sebagai pemilik, Tuhan punya kuasa, pasti dan sanggup mengerjakan sendiri tanpa bantuan siapapun, namun Tuhan ingin agar umat-Nya (orang-orang percaya), sigap menyimak dan menanggapi maksud-Nya serta bergairah menjadi rekan sekerja-Nya. Tuhan selalu hadir dan memberikan jaminan penyertaan dalam seluruh proses pelayanan umat. Ketika gereja harus dibangun, maka inilah yang harus diingat, kita sedang membangun bersama Tuhan. Kita tidak berjuang sendiri, tidak berpikir sendiri tetapi Tuhan secara pasti hadir dalam semua perencanaan dan tindakan. Tuhan sendiri yang menjanjikan kehadiran diri-Nya ditengah-tengah jerih dan perjuangan kita. Tugas kita bukan membanding-bandingkan bagus atau tidak, megah atau tidak. Yang harus kita kerjakan adalah membangun bagi Allah, suatu pembangunan yang berguna bagi pertumbuhan kerohanian kita.

Baca juga  Seluruh Korban Kecelakaan di Km 58 Teridentifikasi, Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada Ahli Waris

Bekerjalah … sebab Aku menyertai kamu! ini janji Tuhan yang penuh kepastian. Karena itu marilah sekarang ini kita satukan hati mantapkan langkah dan membangun milik Allah. Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihiNya (Roma 8:28)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here