Yesus Sungguh Menebus Kita

0
3693

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

Roma 5:6-11
(6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (7) Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar — tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati –. (8) Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! (11) Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Berbicara tentang penebusan, semua orang Kristen tahu bahwa itu terjadi melalui Yesus Kristus. Ia menderita dan mati di atas kayu salib untuk menebus manusia. Ini adalah inti kepercayaan Kristen. Semua orang Kristen percaya akan hal ini.

Namun demikian, masih saja ada orang Kristen yang berkata begini: “Saya percaya bahwa Yesus mati di atas kayu salib. Itu adalah fakta sejarah. Tetapi saya belum mengerti, karena itu sulit diterima akal saya, bahwa hanya karena kematian Yesus itu seluruh umat manusia diselamatkan dari dosa-dosanya. Bagaimana mungkin hal itu terjadi?”
Roma 5:8-9 berkata, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Ayat-ayat ini jelas memperlihatkan kepada kita bahwa Allah mengasihi kita. Kasih-Nya dinyatakan dengan mengorbankan Putera-Nya sendiri. Karena itu kita pasti diselamatkan.

Perhatikan baik-baik, dalam ayat itu diakatakn juga bahwa Allah mewujudkan kasih-Nya itu “ketika kita masih berdosa”. Inilah yang sulit diterima akal. Loh, masih berdosa kog ditebus? Bukankah Allah tidak pernah mentolelir dosa, dan karena itu Ia pasti menghukum orang berdosa? Logis kan kalau yang berdosa dihukum dan yang benar dikasihi? Bukan cuma logis tapi juga adil kan?

Apakah orang berdosa tidak dikasihi Tuhan? Ya dikasihi, asalkan mereka berbalik dari dosanya. Inilah yang dikatakan dalam Yesaya 55:7: “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” Apa yang dikatakan Yesaya ini masuk akal. Allah mengampuni orang kalau ia bertobat.
Tetapi bagaimana dengan perkataan Paulus? Paulus mengatakan: “Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. Artinya Kristus telah bertindak mengampuni kita walau kita masih berdosa. Jadi tidak bertobat dulu baru ditebus, tetapi sudah ditebus walau masih berdosa. Itulah yang sulit diterima akal, tapi itulah yang terjadi.

Bagaimana menjelaskan ungkapan Paulus ini? Apakah pertobatan tidak perlu karena toh Yesus mau menebus kita ketika (atau walau) kita masih berdosa? Oh tidak demikian. Pertobatan itu tetap penting. Yesus sendiri sering menyerukan: “Bertobatlah kamu …”
Yang mau dikatakan Paulus adalah kasih Allah tidak tergantung pada pertobatan kita. Kita bertobat atau tidak Allah tetap dan bahkan telah lebih dulu mengasihi (menebus) kita. Ini memang tidak masuk akal, tapi dapat kita pahami. Ya, dapat dipahami kalau kita tidak memakai logika akal tetapi memakai logika cinta.

Kalau kita sungguh mencintai seseorang, maka apa pun sikap orang itu, kita tetap mencintainya. Katakanlah, dia menolak cinta kita, malah menyakiti hati kita, kalau kita benar-benar cinta, kita akan tetap mengasihinya. Sama seperti kasih seorang ibu, walau anaknya ‘mendurhakainya’ ia tetap mengasihinya bahkan telah lebih dulu memaafkannya sebelum anaknya itu menyadari kesalahannya.

Begitulah kasih Allah dalamYesus Kristus. Ia telah menebus kita, tidak peduli apakah kita sudah bertobat atau belum. Ia mengorbankan diri-Nya, walau kita masih menyakiti hati-Nya.

Lantas, apakah kita perlu bertobat atau tidak? Ya, perlu! Kalau kita mau penebusan (penyelamatan) Allah itu berlaku efektif dalam hidup kita, kita harus bertobat. Tanpa pertobatan, memang Allah telah dan tetap mengasihi kita, tetapi kasih-Nya itu tidak kita alami sebagai suatu kekuatan hidup.
Ini dapat diandaikan kalau kita sedang tenggelam. Yesus datang menolong kita dengan melemparkan alat penyelamat. Ini berarti Yesus sudah datang menyelamatkan kita. Tetapi, apakah kita otomatis selamat setelah alat penyelamat itu dilemparkan kepada kita? Tergantung kepada kita, apakah kita mau memegang alat itu atau tidak. Kalau kita mau selamat, kita harus memegang alat itu dan mau ditarik ke arah Yesus. Jadi, dalam anugerah penyelamatan yang ditawarkan-Nya, Yesus memberikan pilihan kepada kita: menolak atau menerima. Pilihan mana yang mau kita ambil?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here