Seri Kepemimpinan Nehemia: Teladan Nehemia Sebagai Pejabat Publik

0
6878

Oleh: Yerry Tawalujan

 

 

Nehemia 5:14-15 “Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati. Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah.”

 

Dalam Nehemia 5: 14-19 Alkitab menceritakan bahwa Nehemia telah diangkat menjadi pejabat publik sebagai bupati kepala daerah di tanah Yehuda.

Nehemia adalah contoh yang baik bagaimana seharusnya menjadi pejabat publik dengan nilai-nilai rohani.

 

*8 Teladan Kepemimpinan Nehemia sebagai Pejabat Publik:*

 

1. *Pejabat publik yang takut akan Allah*

 

Kunci keberhasilan kepemimpinan Nehemia adalah pada takut akan Tuhan. Karena takut akan Tuhan orang menjauhi kejahatan. Takut akan Tuhan membentengi seorang pemimpin untuk tidak tergoda melakukan korupsi, penyelewengan dan penyalahgunaan jabatan.

 

Takut akan Tuhan membuat orang memimpin dengan integritas, berbuat hal yang sama baik di ruang privat ketika tidak ada yang melihat maupun di ruang publik yang terlihat oleh banyak orang. Kepemimpinannya transparan. Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi. Pemimpin seperti ini jauh dari pencitraan. Dia melakukan apa yang dia katakan.

 

2. *Pejabat publik yang memiliki track record, rekam jejak yang baik.*

 

Nehemia bukan pemimpin karbitan yang langsung diorbitkan. Dia menjadi pejabat publik setelah memiliki segudang pengalaman kepemimpinan. Nehemia telah teruji setia ketika menjadi bawahan di istana raja. Teruji dapat dipercaya dalam hal keuangan dengan bahan-bahan bangunan yang diberikan raja untuk pembangunan tembok Yerusalem. Telah teruji menghadapi tantangan dan oposisi baik dari luar maupun dari dalam. Nehemi menjadi pejabat publik karena telah lebih dahulu membuktikan kualitas kepemimpinannya.

 

3. *Pejabat publik yang tidak mencari keuntungan sendiri*

 

Sebagai bupati, Nehemia tidak mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Dia tidak mempergunakan jabatannya untuk memperkaya diri. Sebaliknya, Nehemia tidak mau mengambil pembagian yang menjadi hak bupati. Dia tidak mengambil gajinya.

 

Nehemia adalah tipe pejabat yang tidak mementingkan diri sendiri. Dia tidak memberatkan rakyat dengan pajak dan tuntutan-tuntutan, karena fokus kepemimpinan publik Nehemia bukan untuk melayani diri sendiri.

 

4. *Pejabat publik yang berani tampil beda, tidak mengikuti kebiasaan buruk para pejabat lainnya*

 

Sudah menjadi kebiasaan di zaman itu para raja dan kepala-kepala daerah lazim memberatkan rakyat dengan pajak dan pungutan-pungutan yang tinggi untuk membiayai kemewahan hidup para pejabat publik. Menindas rakyat demi keuntungan pribadi para pemimpin sudah menjadi kewajaran yang diterima masyarakat waktu itu.

 

Tapi Nehemia berani tampil beda. Dia dengan tegas menolak untuk menjadi sama dengan para pemimpin lain yang melakukan perbuatan tercela memiskinkan rakyat demi memperkaya diri sendiri. Pejabat lain boleh korupsi, Nehemia tidak. Jangankan mengambil hak orang lain, mengambil haknya sendiri saja dia tidak mau. Nehemia bersih dari penyelewangan dan penyalahgunaan jabatan.

 

5. *Pejabat publik yang mempu mengendalikan keluarganya*

 

Integritas Nehemia tidak terbatas pada dirinya sendiri. Keluarga dekatnya pun dilarang oleh Nehemia untuk mengambil keuntungan dengan memanfaatkan jabatan Nehemia.

 

Banyak pejabat publik yang bersih dengan integritas tinggi, tapi sayang anggota keluarganya; istri, anak-anak, menantu bahkan para keponakan tercela karena menyalahgunakan jabatan.

 

Nehemia mampu menjaga dirinya dan kaum keluarganya untuk bersih dari segala jenis penyelewangan jabatan.

 

6. *Pejabat publik dengan hati hamba yang melayani.*

 

Fokus kepemimpinan Nehemia adalah melayani rakyat. Bekerja untuk kesejahteraan rakyat. Yang ada dipikirannya adalah kerja, kerja dan kerja.

 

Karakter mulia, kerendahan hati dan sifat melayani Nehemia yang telah ditunjukkannya sebelum menjadi pejabat publik tidak berubah. Menjadi pemimpin publik tidak merubah karakter ilahi Nehemia. Dia tetap menjadi pemimpin yang melayani.

 

7. *Pejabat publik yang rela berkorban dan berani memberi*

 

Nehemia 5:17-18 “Duduk pada mejaku orang-orang Yahudi dan para penguasa, seratus lima puluh orang, selain mereka yang datang kepada kami dari bangsa-bangsa sekeliling kami. Yang disediakan sehari atas tanggunganku ialah: seekor lembu, enam ekor kambing domba yang terpilih dan beberapa ekor unggas, dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah setiap sepuluh hari. Namun, dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat.”

 

Ternyata menjadi pejabat publik itu banyak pengeluarannya. Makanya wajar jika para pejabat di zaman dulu menarik pajak tinggi dari rakyatnya.

 

Nehemia berani berkorban dan memberi. Dia bukan pemimpin yang mencari nafkah dari jabatannya. Nehemia “sudah selesai dengan dirinya sendiri”, sudah “selesai dengan bisnisnya”.  Jabatan publik dipakainya bukan sebagai lahan untuk memperkaya diri. Tidak. Nehemia justru berani memberi dan berkorban.

 

Nehemia adalah tipe pemimpin yang justru berkurang kekayaannya setelah selesai menjalani masa jabatan sebagai pemimpin publik.

 

8. *Pejabat publik yang bergantung pada Tuhan.*

 

Nehemia 5:19 “Ya Allahku, demi kesejahteraanku, ingatlah segala yang kubuat untuk bangsa ini.”

 

Nehemia bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Dia tidak mengharapkan kebaikan hati dan pengorbanannya sebagai pemimpin dibalas oleh manusia. Nehemia mengharapkan Tuhan menilik dan memperhatikan pengorbanannya. Nehemia adalah tipe pemimpin yang berkata, “biarlah upahku besar di sorga dan Tuhan yang membalas semua kebaikan yang kuperbuat”.

 

 

Kiranya Tuhan memberkati semua pejabat publik Kristen di Indonesia untuk memimpin seperti Nehemia.

 

19 Juli 2017

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here