Volenti nil Difficile. Bagi Orang yang Mempunyai Kemauan, Tidak Ada yang Sulit.

0
1457

Oleh: Pdt. Weinata Sairin

 

 

 

Hampir setiap orang dalam berbagai kelompok Focus Group Discussion selalu secara klise menyatakan bahwa hidup di zaman sekarang ini.amat sulit, di banding masa-masa sebelumnya. Harga bahan pokok yang selalu merangkak naik, kondisi kehidupan yang tidak la lagi nyaman, sering terjadinya penculikan anak dan perampok yang selalu siap melahap mangsa kesemuanya menghadirkan kehidupan yang tak nyaman.

 

Sebenarnya kesulitan, kesukaran, hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan dan apapun sinonimnya selalu saja hadir dalam setiap episode kehidupan. Bentuk dan wujudnya bisa saja berbeda, demikian juga, bobot dan kontennya bisa beragam. Setiap orang dari berbagai latar belakang profesi, lingkungan primordial, strata sosial berhadapan dengan beragam kesulitan itu, dan mereka justru mengalami semacam ‘pembelajaran’ melalui interaksi dengan kesulitan-kesulitan itu.

 

Mereka mengidentifikasi dengan cermat apa isu sentral dari kesulitan itu, mereka mengurai dan menganalisis mengapa bisa muncul kesulitan itu, mereka memetakan realitas kesulitan itu dan dari situ mereka merumuskan solusi yang terbaik.

 

Jika kita membaca biografi para tokoh dari berbagai bidang baik dalam negeri maupun luar negeri sangat jelas bahwa mereka acapkali menghadapi kesulitan. Mereka disiksa, mereka difitnah, mereka dibunuh, mereka dijebloskan kedalam penjara, mereka mengalami pembunuhan karakter, mereka beberapa kali gagal dalam nenciptakan penemuan baru.

 

Orang-orang seperti Soekarno, Nelson Mandela, Thomas Edison, Martin Luther King, untuk menyebut beberapa nama, adalah orang yang pernah mengalami kesulitan dalam berbagai karakteristiknya. Mereka tak pernah menyerah pasrah pada kesulitan. Merekalah orang-orang yang jatuh 7 kali tapi bangkit 8 kali seperti yang diungkapkan kaum bijak!

 

Pepatah yang dikutip diawal tulisan ini menegaskan bahwa *bagi orang yang mempunyai kemauan, tak ada yang sulit*. Soalnya adalah apakah kita masih memiliki *kemauan*? Kemauan lebih dalam dari sekadar keinginan, hasrat. Pada “kemauan” ada dorongan untuk bertindak, untuk action, untuk mengeksekusi impian yang selama ini lahir dalam ruang dan mindset yang platonis. Kemauan itu menimbulkan energi, yang menyatu dengan *nawaitu* (niat baik) dan kemudian melahirkan tindakan. Bagi kita umat beragama, kemauan itu telah dianugerahkan Tuhan kepada kita sebagai makhluk ciptaanNya yang paling mulia. Itulah sebabnya bagi kita umat beragama yang telah dianugerahi kemauan, kosa kata *sulit* tak ada dalam kamus kita.

 

Mari kita mohon kekuatan dari Tuhan agar RahmatNya terus tercurah bagi hidup kita sehingga hidup kita bermakna bagi orang banyak.

 

Selamat Berjuang! God bless.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here