Leadership Series:Kepemimpinan Gaya Mafia

0
2733

Oleh: P. Adriyanto

Saya banyak menjumpai aneka ragam gaya kepemimpinan mulai dari yang patut mendapat acungan dua jempol (two thumbs up), yang konyol/lemah, sampai yang sangat mengerikan. Gaya kepemimpinan terakhir inilah yang saya sebut sebagai gaya kepemimpinan ala Mafia, karena menurut pendapat pemimpin gaya ini, para pengikut/anak buah harus terus diteror agar mereka mau bekerja keras sehingga dapat memberi kontribusi maksimal bagi pertumbuhan perusahaan.

Motive yang kedua adalah agar pemimpin tadi ditakuti dan dengan demikian sangat berwibawa di mata para pengikut/anak buah. Pemimpin dengan gaya ini lebih sadis dari pada *toxic leader* yakni seorang pemimpin yang meracuni mental, nasib, merusak masa depan dan bahkan dapat merusak kesehatan fisik dan mental orang lain.

Berikut ini kisah nyata dari dua orang yang saling tidak mengenal, yang pernah saya wawancarai, yang merupakan bukti bahwa perlakuan terhadap para karyawannya sangat tidak manusiawi.

Mereka bekerja di sebuah perusahaan, di mana bossnya menyiapkan sebuah kamar yang kedap suara. Bila ada karyawan yang melakukan kesalahan, tidak disiplin, terlebih melakukan fraud, maka karyawan tadi tidak pandang karyawan biasa atau
manajer, dimasukkan ke dalam kamar tsb untuk disiksa oleh seorang tukang pukul.
Para karyawan juga diancam untuk tutup mulut bila tidak ingin jiwanya terancam.
Bila cash flow perusahaan negatif (terjadi shortage of cash), maka para karyawan dibayar dengan produk-produk yang dihasilkannya yang sudah merupakan dead stock.

*Perlakuan Terhadap Karyawan*

Dalam berinteraksi setiap hari, para karyawan juga diperlakukan secara tidak manusiawi:

* tidak bisa berbicara baik-baik, selalu membentak- bentak.

* karyawan yang keluarganya sakit berat atau anak memerlukan biaya sekolah, tidak bisa meminta bantuan pinjaman atau panjar gaji.

* karyawan sakit dipaksa terus bekerja.

* Jam kerja rata-rata 12 jam lebih, seminggu nyaris 7 hari kerja dan tidak ada kompensasi lembur.

* Tidak ada tunjangan apapun karena diterapkan clean wage system.

* Apabila ada karyawan yang akan mengundurkan diri, di samping diancam juga tidak diberi pesangon dan uang jasa. Ijazah juga ditahan.

* Apabila biaya umum (biaya listrik, telepon, air, ATK,dll) melebihi standar, maka kelebihan biaya harus ditanggung bersama oleh para manajer melalui pemotongan gaji.

Dalam banyak hal perilaku pemimpin gaya mafia ini mirip dengan toxic leader.

*Ciri-Ciri Pemimpin Gaya Mafia*

• Tidak bersikap ramah dan tidak manusiawi kepada para pengikut/anak buah yang berada di bawah koordinasinya dalam rangka menegakkan wibawa dan agar mereka tidak kurang ajar.

• Lebih banyak mengumbar emosi dan mengeluarkan kata-kata kotor, kata-kata yang menusuk perasaan orang lain yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang pemimpin yang bermartabat.

• Tidak menghargai pendapat orang lain dan sebaliknya menyalahkan orang lain karena merasa dirinya yang paling hebat.

• Selalu mendominasi pembicaraan, sehingga dalam setiap rapat pendapatnya saja yang menjadi keputusan rapat.

• Selalu mencari kambing hitam bila timbul mssalah atau kegagalan akibat kesalahan strategi yang di ambil.

• Berusaha mati-matian membunuh pendapat-pendapat yang bernada oposisi dan berusaha keras agar penentangnya disingkirkan dengan segala cara.

• Bila ia bukan big boss, selalu melakukan *bad mouthing*, menjelek-jelekkan atasan, kolega dan anak buah agar dirinya yang paling menonjol.

• Main pecat atas dasar ketidaksukaan terhadap pengikut/anak buah.

• Selalu minta dipuji dan diberi applaus yang gegap gempita bila sedang berpidato, karena ia adalah seorang *narsisist*.

• Tidak mengenal wisdom/kearifan dalam kamusnya, sehingga yang menonjol adalah sikapnya yang sadis.

*Penyebab Pemimpin yang bergaya mafia*

• Jiwanya sakit seperti Hitler.

• Merupakan bentuk kompensasi dari kelemahan dirinya yang selalu disembunyikan:

~ kelemahan fisik yang dinilainya sendiri tidak punya *potongan* sebagai pemimpin yang berwibawa

~ pendidikan formal yang lebih rendah dari rata-rata orang-orang yang di bawah koordinasinya.

~ latar belakang sosial yang tidak menguntungkan di mana pada masa kanak-kanak ia sering dibully dan tidak dipandang sebelah mata oleh teman-teman/orang-orang di sekitarnya.

~ kelemahan mental yang hendak ditutup-tutupinya (tidak punya rasa percaya diri, introvert, selalu ragu, tidak berani mengambil risiko, dll).

~ ambisi yang terlalu kuat untuk berkuasa, sehingga ia menggunakan segala cara untuk meraih kekuasaan tersebut. Ia tidak segan-segan menggunakan jasa dukun untuk menyantet orang yang dianggap pesaingnya. Teman saya didiagnosis menderita kanker otak, namun dengan bantuan ahli agama dari Punjab, ia disembuhkan.

~ boleh jadi gaya kepemimpinan ala mafia ini dipergunakan sebagai kedok untuk menutupi perbuatan yang akan/sudah melakukan fraud (korupsi, penyalahgunaan jabatan, dll), agar orang tidak berani mengusiknya.

Tulisan ini saya dasarkan pada kenyataan yang terjadi dalam dunia kepemimpinan, bukan rekayasa/cerita fiktif, dengan harapan dapat merupakan referensi untuk menciptakan gaya dan pola kepemimpinan yang sehat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here