Dari Diskusi Persatuan Cendikiawan Protestan Indonesia (PCPI): Sekitar 100.000 Umat Kristen Mati Syahid Setiap Tahunnya!

0
1561

Oleh: Olavio Lutherson P.L., Jakarta, suarakristen.com.

“Sekitar 100.000 umat Kristen dibunuh karena imannya setiap tahun. Hal ini berarti setiap hari ada 273 orang Kristen dibunuh atau 11 orang Kristen mati syahid setiap jam” demikian diungkapkan Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu dalam diskusi bulanan Persatuan Cendikiawan Protestan Indonesia (PCPi) bertema “Penganiayaan Terhadap Umat Kristen Sebagai Kejahatan Terhadap  Kemanusiaan” di Jakarta (29/5/15).

Papar Jerry Rumahlatu lagi,”80 persen dari semua tindakan diskriminasi keagamaan di dunia saat ini diarahkan terhadap umat Kristen. Jumlah orang Kristen yang sedang dianiaya, dipenjara, diasingkan, diancam, diserang, diteror atau diusir semakin meningkat.Bisa dikatakan bahwa penganiayaan terhadap umat Kristen merupakan salah satu bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan saat ini.”

Tegas mantan rektor STT Jaffray, Jakarta ini, “penganiayaan terhadap umat Kristen,  di Timur Tengah khususnya, merupakan salah satu tragedi kemanusiaan terbesar saat ini. Ada agenda sistematis untuk menghancurkan komunitas-komunitas Kristen di Timur Tengah. Komunitas Kristen menjadi target-target utama destruksi dan teror, semakin ditekan, dipaksa melarikan diri dari negeri leluhur mereka sendiri.

Seabad lalu, umat Kristen Timur Tengah berjumlah 20% dari total populasi.Saat ini, persentase umat Kristen di TImur Tengah telah menyusut menjadi sekitar 4%.

Umat Kristen Irak yang sudah eksis  disana sejak zaman rasul-rasul kini terpaksa harus beribadah secara rahasia.  Sebelum Perang Teluk, ada sekitar 1,4 juta umat Kristen di Irak.Tapi saat ini, jumlah umat Kristen  Irak tinggal sekitar 200.000 orang. Dalam 10 tahun kedepan, populasi Kristen bisa habis. 40% pengungsi Irak saat ini merupakan umat Kristen. Populasi Kristen Irak saat ini sudah kurang dari 4% dari total jumlah penduduk Irak.

Libanon tadinya merupakan negara dengan penduduk mayoritas Kristen yang kuat secara politis. 30 tahun yang lalu, Libanon 60% penduduknya beragama Kristen. Tapi saat ini umat Kristen sudah menyusut menjadi 25%.Kelompok garis keras Hezbollah yang didukung Iran yang kini mendominasi Libanon.

Bahkan di tanah suci, tempat Yesus lahir, Bethlehem, saat ini semakin banyak umat Kristen yang keluar, sebagian karena konflik Israel-Palestina, sebagian lagi karena ditekan kelompok garis keras untuk menjual tanah mereka dan pergi. Bethlehem, tempat lahirnya Kristus, tadinya 90% Kristen. Tapi saat ini 65% penduduknya  beragama  non-Kristen.

Satu-satunya tempat di Timur Tengah dimana umat Kristen bisa tetap berkembang adalah di negara Israel,”

Lebih jauh diuraikan Jerry Rumahlatu lagi, “semula, di banyak negeri Muslim di Timur Tengah, relatif ada toleransi terhadap umat Kristen dan Yahudi, karena mereka diperlakukan sebagai kelompok minoritas yang dilindungi (Dhimmi), sekalipun mereka tidak diperlakukan sederajat dengan umat Islam. Namun seiiring berkembangnya kelompok garis keras atau fundamentalis, realitas kehidupan tiba-tiba berubah, dari toleran menjadi intoleran.Kaum radikal ingin menghapuskan sejarah Judeo-Kristen di Timur Tengah dan menjadikan sejarah Judeo-Kristen sebagai fiksi masa lalu. Komunitas Kristen di Timur Tengah sedang dibabat habis oleh kaum ekstrimis. Kelompok ISIS dan sekutu-sekutunya sedang  melakukan penganiayaan, tidak hanya kepada umat Kristen saja, tetapi juga umat Yahudi, Syiah, Bahai, Ahmadiyah, dan komunitas-komunitas agama lainnya.

Setelah hampir 2000 tahun, komunitas-komunitas Kristen paling purba, dari Orang Kristen Koptik di Mesir,  Umat Kristen Nestorian di Suriah, komunitas Kristen Khaldean Irak, dan komunitas Kristen lainnya di Timur Tengah,kini terancam terhilang.

Antara tahun 1948-1956, lebih dari 850.000 orang Yahudi dipaksa melarikan diri keluar dari tanah Arab, dimana keluarga mereka telah tinggal disana selama berabad-abad. Kebanyakan mereka kembali ke Israel, sebagian ke Eropa Barat dan benua Amerika.Saat ini hampir tidak ada orang Yahudi di dunia Arab. Di Mesir, dimana pernah hidup 180.000 orang Yahudi, hanya tersisa kurang dari 100 orang. Di Irak, dimana orang Yahudi pernah  mencapai 1/3 penduduk Baghdad, hanya tersisa. sekitar 10 orang. Di Libya, tidak ada orag Yahudi lagi.”

“Di lebih dari 40 negara saat ini, umat Kristen sedang mengalami penganiayaan. Di beberapa negara dari beberapa daftar negara ini, adalah melanggar hukum dan ilegal memiliki Alkitab, menginjili atau bersaksi, berpindah agama atau mengajarkan pada anak-anak kita tentang Yesus. Orang-orang yang berani mengikut Yesus, meskipun ditentang pemerintah atau kaum radikal, bisa menghadapi pelecehan, ditangkap, dianiaya atau mati. Meskipun begitu, orang-orang Kristen tetap berkumpul untuk beribadah dan bersaksi bagi Kristus, dan gereja-gereja dalam bangsa-bangsa yang intoleran sedang mengalami pertumbuhan.Secara keseluruhan,lebih dari 100 juta umat Kristen hidup dalam kegelapan penganiayaan.”kata Jerry.

“Dimanakah suara Barat menyikapi penyiksaan, penganiayaan dan pembantaian terhadap umat Kristen yang mati syahid? Kita sangat kecewa pemerintah-pemerintah di Barat tidak banyak membantu atau bersuara keras bagi orang-orang yang mengalami penganiayaan.  Pemerintah di negara-negara mayoritas Kristen di Barat enggan memberi bantuan secara langsung kepada gereja-gereja dan enggan mengangkat isu penganiayaan terhadap kelompok agama minoritas  karena takut dianggap kurang sekuler,”ungkap Jerry dengan nada sedih.

Ungkap Jerry Rumahlatu lagi, “Deklarasi Universal Hak-hak azasi manusia menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memanifestasikan agama atau kepercayaannya dalam ajaran, praktek,  ibadah dan ketaatan.Resolusi PBB menegaskan bahwa Komunitas internasional memikul tanggung-jawab untuk melindungi penduduk dari genosida, pembersihan etnik dan kejahatan-kejahatan terhadap kemanusiaan. Lebih banyak orang Kristen yang mati syahid dalam 100 tahun terakhir ini dibandingkan gabungan 19 abad sebelumnya.

Yang menjadi pertanyaan adalah, “dimanakah resolusi-resolusi PBB?, Dimanakah pasukan-pasukan PBB?, Mengapa tidak ada aksi-aksi konkrit untuk melindungi umat Kristen dari tindakan penganiayaan, ancaman dan teror terhadap umat Kristen di Timur Tengah dan daerah-daerah lain? Dimanakah teriakan-teriakan dunia? Ini sikap diam yang tidak bermoral.”tegas Jerry lagi.

Tambah Jerry lagi, “Penganiayaan terhadap umat Kristen dan kelompok agama minoritas lainnya merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia.PBB harus segera bertindak melawan aksi-aksi penganiayaan pada umat Ktisten.Karena penganiayaan yang dialami umat Kristen saat ini sudah dapat dikategorikan sebagai penganiayaan yang paling buruk selama 2000 tahun ini.”

Sementara itu, ketua panitia diskusi, Hotben Lingga, menyatakan, “diskusi ini merupakan bentuk kepeduliaan PCPI pada tragedi penganiayaan yang terjadi pada umat Kristen dan kelompok-kelompok agama minoritas di Timur Tengah dan seluruh dunia. Penganiayaan terhadap umat Kristen di Timur Tengah dan wilayah-wilayah lain perlu mendapatkan perhatian serius. Kurang sekali kita memprotes dan bersuara keras tentang tragedi penganiayaan terhadap umat Kristen.

Kita tidak boleh bersikap pasif lagi, berdiam diri menyaksikan umat Kristen di Timur Tengah dan tempat-tempat lain dianiaya atau diteror oleh kuasa jahat secara mengerikan.”

“Persatuan Cendikiawan Protestan Indonesia menyerukan kepada Gereja- gereja agar berjuang  dengan lebih intensif lagi bagi kebebasan beragama. Karena perjuangan kita melawan penganiayaan  beragama sedang menggelepar-menggelepar. Penganiayaan dan penindasan terhadap umat Kristen merupakan tragedi dan krisis terbesar di dunia ini saat ini.Bangun solidatitas Kristen untuk Timur Tengah dan wilayah-wilayah lain.”tegas Hotben Lingga dengan penuh semangat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here